Jangan Biarkan Kran Air Terus Terbuka Meski Air tak Mengalir, PDAM PALI Sebut Bikin Tagihan Bengkak
Aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta PALI Anugerah masih kerap dikeluhkan masyarakat.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan sripoku.com, Reigan Riangga
SRIPOKU.COM, PALI - Aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta PALI Anugerah masih kerap dikeluhkan masyarakat di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Rabu (22/1/2020).
Pasalnya, aliran air bersih masih menyala ke rumah-rumah warga dalam kurun waktu minimal dua kali dalam satu pekannya.
Husni, warga Kelurahan Handayani Mulya Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI berkata bahwa, selain aliran air tidak lancar, juga tagihan membengkak dalam satu bulannya.
"Aliran air PDAM jarang mengalir ke rumah, hanya dua kali sepekan. Namun tagihannya membengkak," ungkap Husni, Rabu (22/1/2020).
• Tim Bang Laki Polsek Lawang Kidul Muaraenim Ungkap Aksi Spesialis Pencurian Meteran PDAM
Dirinya mengaku bingung apa yang harus dilakukan.
Pasalnya, selama pemakaian dalam satu bulan, hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari.
"Kami bingung. Mau bayar bagaimana, pemakaian hanya sedikit, namun tagihan selangit. Kami harap PDAM berikan pelayanan maksimal," ujarnya.
Sementara, menanggapi keluhan masyarakat, Plt Direktur PDAM Tirta PALI Anugerah, Puryadi mengklaim buruknya pelayanan PDAM dalam mensuplai air bersih lantaran disebabkan oleh banyaknya pipa PDAM yang bocor.
Menurut Puryadi, salah satu penyebab pipa PDAM bocor tersebut yaitu faktor usia pipa atau sudah mulai tua, yang mana merupakan peninggalan dari PDAM Lematang Enim.
"Asset yang diberikan oleh PDAM Lematang Enim kebanyakan sudah tua, dan rawan rusak. Alhasil, pelayanan menjadi kurang maksimal karena banyak pipa yang bocor." ungkap Puryadi.
• Musim Hujan PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau Mati, Aldi Terpaksa Angkut Air Dari Rumah Orang Tua
Selain itu, kendala lain permasalahan listrik yang sering padam, hal itu menyebabkan suplai air dari Lematang Enim menjadi terganggu.
Bahkan, Ia mengaku turun langsung ke lapangan untuk mengecek dan memperbaiki pipa yang bocor.
Sementara, terkait tarif yang semakin mahal, Puryadi menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan pelanggan telah membuka kran meteran air, sebelum air itu hidup.
"Jadi begini, sebelum air mengalir para pelanggan telah membuka meteran air. Padahal air tersebut belum keluar, yang keluar hanya angin. Itu menyebabkan kran meteran tersebut sudah mulai dihitung.