Kakek Bastari Meninggal
Kakek Bastari Telah Tiada, Begini Respon Polisi Si Penolong Korban Perampokan di Jembatan Ampera
Sebagai pihak yang pertama kali menolong tak lama usai kejadiaan naas tersebut, Kelvin Marley merasakan kesedihan yang teramat sangat.
Laporan wartawan sripoku.com, Choirul Nisya
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kabar meninggalnya kakek Bastari tidak banyak diketahui orang banyak.
Bahkan, Kelvin Marley yang tak lain penolong kakek Bastari pasca menderita luka tusuk tidak tahu bahwa pria malang itu menghembuskan nafas terakhir dua hari pascara kejadian yang berlangsung di bawah Jembatan Ampera tersebut.
• Perampok Kakek Bastari Ditembak Mati
Diduga, luka tusuk pasca peristiwa perampokan yang ia alami belum sembuh.
Sebagai pihak yang pertama kali menolong tak lama usai kejadiaan naas tersebut, Kelvin Marley merasakan kesedihan yang teramat sangat.
Polisi yang tugas di Dit Intelkam Polda Sumsel ini kesal terhadap dirinya sendiri yang tak bisa mendampingi kakek Bastari semasa menjalani pengobatan.
"Setelah mendampinginya melapor ke polisi dan berobat, saya ada tugas keluar kota. Saya bahkan tidak tahu kalau dia telah meninggal dunia dua hari setelah kejadian," kata Kelvin.
Selain terhadap dirinya sendiri, Kelvin juga menyesalkan tidak ada pihak yang peduli dengan nasib pria tunawisma tersebut.
• Mayat Perampok Kakek Bastari Masih di RS Bhayangkara, Keluarga belum Ada yang Datang
Kelvin tahu benar, Bastari tidak ada keluarga.
Ia seorang diri berjuang hidup dengan menjadi kuli panggul di Pasar 16 Ilir Palembang.
"Mungkin, kalau ada yang peduli, tidak seperti ini akhir ceritanya," kata Kelvin.
Meski tak lama, Kelvin banyak belajar dari sosok kakek Bastari.
Dirinya yang sudah tua ditambah dengan tidak ada kerabat maupun keluarga, tidak membuat seorang Bastari putus asa menjalani hidup.
Dirinya tidak minta-minta di jalan.
Malah, dengan tenaga seadanya, ia menjadi kuli panggul, yang notabene merupakan pekerjaan yang butuh tenaga kuat untuk menjalaninya.