Tumpukan Sampah Tutupi Anak Sungai di Pali, Warga Sebut tak Ada Tempat Buang Sampah
Tumpukan sampah masih memenuhi aliran - aliran anak sungai yang ada di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Minggu (19/1/2020).
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Yandi Triansyah
Tumpukkan Sampah Tutupi Anak Sungai di Pali, Warga Sebut tak Ada Tempat Buang Sampah
SRIPOKU.COM, PALI -- Tumpukan sampah masih memenuhi aliran - aliran anak sungai yang ada di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Minggu (19/1/2020).
Pantauan dilapangan, tumpukan sampah memenuhi pinggiran jalan serta aliran sungai, di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten PALI.
Warga Amrin berkata, selain mempengaruhi keindahan lingkungan juga berdampak pada kesehatan warga sekitar.
Sebab tempat yang menjadi lokasi pembuangan sampah rata-rata di pinggiran jalan atau bahkan ke sungai.
Menurut dia, saat musim penghujan, bau menyengat berasal dari tumpukkan sampah.
Belum lagi, banyaknya lalat yang memenuhi sampah.
Selain itu, ancaman kesehatan bagi warga mengingat, mereka melakukan aktivitas mandi dan cuci di sungai.
Bencana banjir juga mengintai ketika curah hujan tinggi sementara aliran sungai tertutup sampah.
"Jangan hanya salahkan warga, sebab kami tidak ada pilihan untuk buang sampah di pinggiran jalan dan yang lebih praktis ke sungai lantaran tidak adanya tempat pembuangan sampah," ungkap Amrin.
Sementara, Afias anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PALI menyarankan agar pemerintah harus lebih giat mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan.
Disamping itu, pemerintah juga harus mampu menyediakan tempat penampungan sampah atau bila perlu dibangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di setiap kecamatan.
"Ini pekerjaan rumah kita bersama, sebab percuma kalau kita mengimbau masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya, tetapi tempatnya tidak ada." ujarnya.
Menurut Afias, kepala desa juga harus kreatif dalam menuntaskan permasalahan sampah, misalnya dengan cara menyiapkan bak penampungan sementara melalui DD atau ADD lalu mengusulkan ke Pemkab PALI untuk mengangkutnya secara rutin untuk dibuang ke TPA yang telah ada.
"Jadi langkah awalnya ya harus memprogramkan pembangunan TPA bila perlu tiap kecamatan," jelasnya