TERNYATA Ini Ojek dengan Ongkos Termahal di Indonesia, Jalur Perjalanannya Super Ekstrem!
Ojek Termahal Ongkos Capai 1 Juta, Bisa Tempuh Perjalanan 3 Hari, Ternyata Ada di Daerah Indonesia!
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
TERNYATA Ini Ojek dengan Ongkos Termahal di Indonesia, Jalur Perjalanannya Super Ekstrem!
SRIPOKU.COM - Ojek merupakan alat transportasi darat yang sudah lama dan umum digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Ojek (juga disebut ojeg) adalah transportasi umum tidak resmi di Indonesia berupa sepeda motor atau sepeda yang disewakan dengan cara memboncengkan penumpang.
Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua.
Dengan harga yang ditentukan dengan tawar menawar dengan sopirnya dahulu setelah itu sang sopir akan mengantar ke tujuan yang diinginkan penumpangnya.
Transportasi dengan kendaraan roda dua ini biasanya dipatok harga mulai Rp 15 ribuan.
• Siswa dan Guru SMA Negeri 10 Palembang Sambangi Graha Tribun, Antusias Belajar Tentang Jurnalistik
• Lepas Jabatan Kapolri Kini Jadi Mendagri, Masa Kecil Jenderal Polisi Ini Tito Karnavian Jadi Sorotan
• Kuburan di Palembang, ada yang Dangkal Sebatas Pinggang, Jangan-jangan di Atas Kuburan yang Lama!

Namun, perkembangan ojek sekarang sudah semakin maju.
Penumpang tidak perlu susah payah menawar harga.
Pada era modern ini, ojek online semakin diminati karena tarifnya lebih spesifik berdasarkan jarak tempuh.
Tapi, ditengah fasilitas yangs erba canggih saat ini, masih ada ojek yang dipatok dengan harga fantastis.
Nah penasaran dengan jarak tempuhnya kira-kira sejauh apa, bahkan ongkosnya setara tiket pesawat.
Ojek termahal di Indonesia yang harganya mencapai Rp 700 ribu bahkan mencapai 1 juta ternyata benar-benar ada.
Berikut ulasan selengkapnya dilansir Sripoku.com dari TribunTravel.com.
• Perguruan Tinggi di Palembang Terbitkan Ijazah Bodong, Mahasiswa Cek di Dikti Tenyata tak Terdaftar!
1. Bukan ojek antar pulau atau antar provinsi, tapi hanya antar kecamatan
Sebuah video yang beredar di dunia maya beberapa waktu lalu menjadi perhatian netizen karena memperlihatkan tarif ojek yang sangat mahal.
Ojek yang melintasi jalan berlumpur menuju Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan itu tarifnya mencapai Rp 600 ribu atau Rp 1,2 juta pulang pergi.
Video tersebut langsung menjadi viral dan menuai berbagai tanggapan dari netizen.
Pasalnya, kondisi jalan yang berlumpur ini sudah puluhan tahun setelah Indonesia merdeka tidak pernah mendapat perhatian dari Pemerintah.
• Bakso Granat Mas Aziz di Palembang Sudah Beroperasi Pasca Penyegelan, Adakan Promo Menarik
2. Jarak antara Kecamatan Sabbang (pangkalan ojek) dan Kecamatan Seko 126 kilometer
Bukan karena jarak tempuh, mahalnya tarif ojek itu lantaran medan jalan yang ekstrem, jalan rusak, dan super melelahkan.
Warga yang tinggal di Kecamatan Seko pun harus memodifikasi motornya menjadi trail agar bisa melalui jalan berlumpur dan berkubang.
• Pelajar SD Asal Palembang Ditemukan Berada di Polsek Mesuji Lampung Ternyata Memang Sering Main Jauh

3. Mendaki gunung demi beli kebutuhan pokok
Selain berlumpur, warga di Kecamatan Seko yang ingin membeli kebutuhan pokok juga harus mendaki gunung dan melewati beberapa anak sungai.
Tampak pada video yang beredar di medsos, warga Luwu Utara yang membeli kebutuhan pokok harus menempuh perjalanan hingga dua hari.
• Gubernur Sumsel Herman Deru Akui Kiprah Universitas Kader Bangsa (UKB) dalam Mencetak SDM Unggul
4. Menginap di tengah perjalanan adalah hal yang sudah biasa bagi warga
Dilansir dari Kompas.com (1/4/2018), Kecamatan Seko adalah daerah terpencil di Kabupaten Luwu Utara.
Di kecamatan ini, ada 12 desa yang letaknya di Pegunungan Kambuno yang berada 2.985 meter di atas permukaan laut.
• Inilah Cara Hidup Sehat yang Mudah Dilakukan Tapi Sering Diabaikan: Tidak Sempat Berolahraga
5. Sudah ada bandara perintis di pusat kecamatan
Dari Kecamatan Masamba menuju kecamatan Seko, warga lebih terbiasa menggunakan ojek motor ojek.
Padahal, pemerintah telah membangun fasilitas bandara perintis yang berada di pusat Kecamatan Seko.
Namun, jadwal penerbangan hanya dua kali seminggu, itu pun tidak pasti sehingga warga tidak memilih transportasi pesawat.
Selain itu, pesawat jenis Casa hanya bisa mengangkut maksimal 24 orang sehingga warga harus membeli tiket jauh-jauh hari.
• Plang Asmaul Husna Ada di Jl Basuki Rachmat Palembang, Lengkap Dengan Tulisan dan Maknanya

6. Tarif ojek lebih mahal dari pesawat
Tarif pesawat Masamba-Seko sebesar Rp180 ribu.
Meskipun pesawat lebih murah, ojek seharga Rp 600 ribu terpaksa menjadi pilihan.
Pasalnya, ojek di kecamatan ini punya frekuensi lebih sering dan selalu ada.
• Bocoran Kisi-kisi Soal SKB dan SKD CPNS 2019, Lengkap Semua Instansi, Bisa Didownload Serta Try Out!
7. Waktu perjalanan dengan ojek paling cepat 8 jam
Menurut seorang warga Kecamatan Seko, Ullang yang dikonfirmasi via telepon selularnya mengatakan, kondisi jalan di Kecamatan Seko tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah.
Dia berharap, pembangunan jalanan di Kecamatan Seko bisa di perbaiki oleh Pemerintah.
"Sudah puluhan tahun Indonesia merdeka, tapi jalanan di Kecamatan Seko tidak pernah diperbaiki. Kami warga terpencil makin tersingkirkan dengan kondisi fasilitas yang tidak pernah diperbaiki," katanya.
"Paling cepat kami tiba di Perkampungan Seko, itu 8 jam dari pangkalan ojek Sabbang, namun tidak jarang kami harus menginap di tengah perjalanan kalo turun hujan. Itu tarif ojeknya Rp700 ribu," ungkapnya.
• 5 Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental, Merasa Harga Diri Berkurang
8. Tarif yang dipatok juga tergantung kondisi cuaca
Jika dalam kondisi normal, tarif ojeknya seharga Rp600 ribu.
Namun, saat kondisi cuaca buruk, hujan, tarifnya naik Rp700ribu.
• Populerkan Tradisi Tunggu Tubang, Herman Deru Yakin Muara Enim Jadi Trendsetter di Sumsel
Deskripsi Singkat Wilayah Seko Dijuluki Jantung Sulawesi
Dikutip dari wikipedia.org, Seko atau Wono adalah suatu dataran tinggi yang terletak ± 1200–1800 meter di atas permukaan laut di segitiga perbatasan antara provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, Indonesia.
Secara geografis Seko dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Seko Padang di bagian paling timur, Seko Tengah, dan Seko Lemo.
Daerah Seko berada di dataran tinggi pegunungan “Tokalekaju” yang diapit oleh pegunungan Quarles dan Verbeek.
Ia berada tepat di bagian tengah ”huruf K” di Pulau Sulawesi sehingga dalam sangat tepat kalau Seko di sebut sebagai JANTUNG SULAWESI.
Secara keseluruhan daerah ini memiliki luas wilayah 2.109,19 Km2, merupakan kecamatan terluas dan terjauh dengan jarak sekitar 120 km dari ibu kota Kabupaten Luwu Utara.
Kecamatan ini sudah berpenduduk sekitar 14.000 jiwa yang terdiri dari 12 desa yang semuanya sudah beratatus definitif.
Kecamatan Seko berada pada ketinggian antara 1.113 sampai 1.485 meter di atas permukaan laut, dengan topografi sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit.
Sarana transportasi untuk mencapai Seko dari kecamatan terdekat, Masamba, dapat dilakukan melalui jalur udara dengan pesawat perintis, atau jalur darat menggunakan ojek.
Jalur darat yang dilalui ojek masih berupa jalan tanah yang memiliki banyak rintangan seperti lebar jalan yang sempit dan kondisi tanah basah sehingga cenderung sulit dilalui kendaraan biasa.
• Pemilik Universitas tak Berizin, Ngakunya Sudah Perpanjang, Mahasiswa Bayar 3 Jutaan Per Bulan
Perjalanan menggunakan ojek dapat menghabiskan waktu 2-3 hari.
Kesulitan untuk menuju Seko menyebabkan ongkos transportasi menggunakan ojek mencapai Rp 1 juta per orang (pada 2014).
Secara turun-temurun Seko terdiri atas terdapat 9 wilayah adat, yaitu (1), Hono' (2) Lodang, (3) Turong, (4) Singkalong, (5) Ambalong, (6) Hoyane, (7) Pohoneang, (8) Kariango, dan (9) Beroppa’. Wilayah-wilayah adat di Seko ini dikenal sebagai wilayah yang kaya raya akan sumber daya alam baik hasil hutan, mineral, ternak dan hasil-hasil pertanian dan perkebunan lainnya
Setidaknya terdapat empat bahasa yang termasuk rumpun bahasa seko yaitu: Seko Padang, Seko Tengah, Panasuan, dan Budong-budong.
Penutur bahasa tersebut berada di sepanjang sungai Karama.