Mimbar Jumat

Konsistensi Terhadap Moderasi Keberagamaan Nahdlatul Ulama

Konferwil merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat wilayah. Acara ini dia­gen­dakan akan dihadiri ratusan ulama yang terlibat

Editor: Bejoroy
Istimewa
Dr. H. Muhammad Adil, MA (Akademisi UIN Raden Fatah Palembang) 

Dalam bidang keagamaan, NU memang mengambil dan mengembangkan Islam moderat, dengan mejadikan manhaj (alur gerakan) model Islam ahlussunnah wal jamaah sebagai mainstream perjuangannya. Karenanya, menjadi sangat wajar kalau dalam perjalanannya kemudian, orga­ni­sa­si ini paling mudah untuk dipahami, dan menyebebkannya paling banyak pengikutnya di Nu­santara.

Konsistensi NU pada posisi jalan tengah, yang selama ini menjadi garis perjuangan, menyebabkannya selalu mendapatkan ancaman, baik dari alur gerakan pemikiran liberalism, mau­pun juga oleh alur gerakan pemikiran yang konservatif yang coba untuk ikut membonceng da­lam perjalanannya. Tapi, NU lagi-lagi cukup piawai bersentuhan dengan berbagai paham ke­aga­maan yang mengitarinya.

Akomodasi NU yang sangat cair terhadap berbagai tradisi yang berkembang di masyarakat se­tem­patpun dinilai cukup berhasil. Meskipun, sikap ini banyak juga tidak suka. Misalnya, ke­dekatan mereka dengan tradisi dan budaya yang berbasis kepada perbedaan agama.

Bagi NU, kon­disi seperti ini relatif tidak ada persoalan. Pilihan untuk mengembangkan model keberis­lam­an yang moderat, tentu dipicu oleh kondisi riil-objektif, bahwa negara kita sangat majemuk dan beragam. Multi etnik, suku, budaya, bahasa, maupun agama.

Kondisi ini sebetulnya sudah lama ber­langsung sejak NU didirikan sampai dengan sekarang, dan telah terpatri menjadi modal dasar pa­ra kiai NU untuk merefleksikan model keberislaman yang moderat ini dianggap cukup berhasil untuk mengawal pilar penting berbangsa dan bernegara seperti dasar negara Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan juga semboyan perbedaan Bhineka Tunggal Ika. Tidak jarang, NU selalu di­nilai sebagai pengawal paling depan untuk mempertahankan keempat pilar itu.

Posisi ini tentu a­kan berhadapan dengan pengusung kepentingan lain yang datang, baik dari luar, maupun dari da­lam. Tapi, seberapa deras dan dahsyatnya tantangan yang datang, faktanya, NU selama ini se­nan­­ti­asa mampu memosisikan dirinya pada posisi yang tepat.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved