BPS Mencatat Penduduk Miskin Sumsel Turun 0,15 Persen, dari Maret Hingga September 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel mencatatkan penduduk miskin di Sumsel pada September 2019 sebesar 12,56 persen turun 0,15 persen poin
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel mencatatkan penduduk miskin di Sumsel pada September 2019 sebesar 12,56 persen turun 0,15 persen poin dari Maret 2019 sebesar 12,71 persen
Berdasarkan data pada waktu yang sama pula pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 1.067,16 ribu orang.
Jika dikonversi ke dalam persentase angkanya mencapai 12,56 persen.
• Herman Deru Pangkas Angka Kemiskinan, BPS Catat Masyarakat Miskin di Sumsel Berkurang 6.580 Orang
Kepala BPS Provinsi Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan angka tersebut turun sebesar 6,58 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2019 yang sebesar 1.073,74 ribu orang (12,71 persen).
"Ini juga turun sebesar 9,24 ribu orang dibandingkan kondisi September 2018 yang sebesar 1.076,40 ribu orang (12,82 persen)," katanya, Kamis (16/1/2020).
Adapun persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar 12,43 persen turun menjadi 12,19 persen pada Maret 2019 dan 11,94 persen pada September 2019.
Sementara, itu jelas Endang, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 13,05 persen pada September 2018 menjadi 13,02 persen pada Maret 2019 dan 12,93 persen pada September 2019.
"Alhamdulillah ada penurunan. Semoga ke depannya juga mengalami penurunan yang semakin baik juga," ujarnya.
Endang menyebutkan, peranan kelompok makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan kelompok bukan makanan.
• VIRAL Nikah 5 Bulan Istri Minta Cerai Karena Bangkrut, Habiskan 12 Miliar Akui Tak Suka Pria Miskin
"Jadi, memang yang paling berpengaruh adalah makanan bukan dari perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan," kata Endang.
Dijelaskan dia, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) Maret 2019 tercatat sebesar 74,71 persen.
Angka ini sedikit meningkat dibandingkan kondisi Maret 2019 yang sebesar 74,56 persen.
Komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, gula pasir, roti, kopi bubuk & kopi instan (sachet), bawang merah.
Sedangkan komoditas bukan makanan adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, perlengkapan mandi dan kesehatan.
"Pada periode Maret 2019 - September 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama mengalami peningkatan." ujar Endang.