Herman Deru Pangkas Angka Kemiskinan, BPS Catat Masyarakat Miskin di Sumsel Berkurang 6.580 Orang

Herman Deru Pangkas Angka Kemiskinan, BPS Catat Masyarakat Miskin di Sumsel Berkurang 6.580 Orang

Editor: Welly Hadinata
HUMAS PEMPROV SUMSEL
Herman Deru Pangkas Angka Kemiskinan, BPS Catat Masyarakat Miskin di Sumsel Berkurang 6.580 Orang 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Target Gubernur Sumsel H.Herman Deru memangkas angka kemiskinan yang terbilang tinggi di Sumsel terus menunjukkan hasil positif.

Pada bulan September 2019 misalnya, jumlah masyarakat miskin Sumsel berkurang sebanyak 6.580 orang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, pada bulan September 2019 jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Sumsel mencapai 1.067.160 (12,56 persen).

Turun sebesar 6.580 orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2019 yang sebesar 1.073.740 orang (12,71 persen) dan turun sebesar 9.240 orang dibandingkan kondisi September 2018 yang sebesar 1.076.400 orang (12,82 persen).

"Hanya dalam waktu enam bulan (Maret-September 2019) angka kemiskinan Sumsel turun 0,15 persen menjadi 12,56 persen dari sebelumnya 12,71 persen. Berkurang sebanyak 6.580 orang dari kondisi Maret sebanyak 1.073.740 orang," jelas Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih.

Sudah Dibuka, Berikut Syarat dan Alur Pendaftaran PPK di OKU Selatan untk Pilkada 2020

VIRAL Pelanggan Makan Ayam 2 Ekor Seharga Rp800 Ribu, Ini Penjelasan Anak Pemilik Rumah Makan!

Jokowi Sebut Hati-hati 2024, Sandiaga Sebut Jokowi Pak Presiden Guyon yang Membesarkan Hatinya

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar 13,43 persen turun menjadi 12,19 persen pada Maret 2019 dan 11,94 persen pada September 2019.

Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaa tutun dari 13,05 persen pada September 201i menjadi 13,02 persen pada Maret 2019 dan 12,93 persen pada September 2019.

Dikatakan Endang peranan kelompok makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan kelompok bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

Adapun komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan roti kopi dan lainnya.

Namun dengan adanya rencana penerapan bea cukai untuk rokok diharapkan Endang dapat ikut menurunkan tingkat konsumsi masyarakat.

"Ada tiga poin penting yang harus dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, pertama harus memperhatikan karakteristik penduduk miskinnya. Kedua pertumbuhan ekonomi harus inklusif dan ketiga adalah pengawasan program. Saat ini mungkin programnya sudah bagus tapi bermasalah di lapangan. Misal masalah distribusi Kemudian penerima. Ini juga jadi PR kita," tambah Endang.

HATI-HATI Ini Asupan yang Dapat Sebabkan Perut Melilit Mulas, Ini Cara Mengatasinya Secara Alami!

Keutamaan Ayat Seribu Dinar, Rezeki Bagi Orang yang Bertakwa Melalui Jalan yang tak Disangka-sangka

Reaksi Aziz Gagap Tahu Sule Bakal Nikah di Tengah Kepergian Lina, Tedy Kecewa Lihat Tingkah Pria Ini

Hal lain yang tak kalah penting untuk menurunkan angka kemiskinan ini adalah keberlangsungan bantuan sosial.

"Karena kalau kita lihat berbagai progam bantuan sosial memang sangat membantu penurunan angka kemiskinan. Bisa 5 sampai 6 persen," ujarnya.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Sosial Pemprov Sumsel H.Rosyidin Hasan mengatakan, angka kemiskinan Sumsel yang masih di kisaran 12 persen adalah akumulasi dari inflasi dari 17 kab/kota se Sumsel.

Karena itu untuk menurunkannya perlu upaya dari BPS se Sumsel untuk aktif seperti BPS Provinsi. "Karena kalau kemiskinan kab/kota itu turun pasti kemiskinan Sumsel juga turun," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved