Update Bus Sriwijaya Masuk Jurang
Mendiang Ferri Sopir Bus Sriwijaya Sempat Tinggalkan Pesan tak Biasa untuk Ibunya
Sebelum tewas dalam kecelakaan maut, rupanya Ferri Afrizal (35) yang merupakan sopir Bus Sriwijaya sempat menunjukkan gelagat yang tak biasa.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebelum tewas dalam kecelakaan maut, rupanya Ferri Afrizal (35) yang merupakan sopir Bus Sriwijaya sempat menunjukkan gelagat yang tak biasa. Gelagat itu menjadi firasat buruk yang dirasa oleh pihak keluarga semenjak Ferri pamit untuk bekerja, Minggu (22/12/2019).
Ayah kandung Ferri, Jalaluddin (55), menuturkan istrinya adalah orang paling kuat merasakan keanehan sikap yang ditunjukkan anak kedua mereka tersebut.

"Waktu pamit kerja hari minggu lalu, sampai empat kali dia izin sama ibunya.
Itu yang agak aneh karena biasanya cukup satu kali saja," ujarnya saat ditemui di rumah duka di Jalan Sematang Borang Sako RT 007 RW 010 Perumahan Yasera Damai Kelurahan Sako Borang Palembang, Rabu (25/12/2019).
• Di Depan Jenazah Ayahnya, Anak Korban Bus Sriwijaya Masuk Jurang Ini Melangsungkan Akad Nikah
Seperti diketahui bus yang dikendarai Ferri, mengalami kecelakaan maut di Likung Lematang, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019) dini hari.
Berdasarkan data terakhir yang berhasil dihimpun, jumlah korban tewas berjumlah 28 orang, termasuk Ferri yang merupakan sopir dari bus nahas tersebut.
1 orang terakhir teridentifikasi merupakan anak berusia 5 tahun warga Palembang bernama Raisa.
"Iya, anak saya sopir dari bus itu," ujar Jalaluddin dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
Jalaluddin lantas teringat dengan cerita istrinya ketika Ferri terakhir pamit bekerja mengemudikan bus ke Bengkulu.
• BERITA POPULER Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam hingga Pengeroyokan di 9 10 Ulu Palembang
Selain keanehan karena pamit sampai empat kali, ada kata-kata terakhir Ferri yang benar-benar membuat batin sang ibu bergetar.
"Dia bilang, Mak pamit ya. Mungkin aku tidak pulang. Tapi saat itu ibunya berpikir kata-kata itu berarti pulangnya mungkin agak lama.
Ya, tapi tetap saja perasaan cemas itu ada," ucapnya.
Tak hanya ibu Ferri saja yang merasakan firasat tak enak, sebagai seorang ayah, Jalaluddin juga turut merasakan perasaan serupa terhadap anaknya itu.
"Sejak Senin malam saya tidak bisa tidur. Pikiran dan hati saya tidak tenang,"ucapnya.
Rupanya firasat itu terbukti benar adanya. Jalaluddin yang sepanjang malam terus gelisah, langsung tertegun ketika mendapat kabar bahwa Ferri tewas dalam kecelakaan maut saat bekerja.
"Saya dapat telepon sekitar jam 03.00 pagi. Rupanya ini jawaban dari rasa gelisah itu. Anak saya meninggal dalam kecelakaan itu," kata pria paruh baya tersebut.