Soal Pergantian Kapolrestabes Palembang, Pakar Hukum Nilai:Tak Hanya Soal Zero Sajam Tetapi Keamanan
Soal Pergantian Kapolrestabes Palembang, Pengamat Hukum:Tak Hanya Soal Zero Sajam Tetapi Keamanan
Soal Pergantian Kapolrestabes Palembang, Pengamat Hukum:Tak Hanya Soal Zero Sajam Tetapi Keamanan
SRIPOKU,COM, PALEMBANG-Terjadi pergantian di jajaran kepemimpinan di Polrestabes Palembang.
Kombes Pol Anom Setyadi resmi menjadi Kapolrestabes Palembang setelah melakukan upacara serah terima jabatan dari Kombes Pol Didi Hayamansyah, di Mapolda Sumatera Selatan, Selasa (17/12/2019).
Setelah ini,tugas baru akan dimulai Kombes Pol Anom Setyadi, sebagai Kapolrestabes Palembang yang baru.
Tugas Kapolrestabes Palembang memang tidak mudah, apalagi saat ini Polrestabes Palembang naik menjadi Tipe A dari sebelumnya Tipe B.
Sehingga tugas Kombes Pol Anom Setyadi akan semakin berat, permasalahan Kota Palembang sangat kompleks, tak persoalan Zero Sajam semata,
Tetapi persoalan kriminal lainnya dan keamanan serta kenyamananan masyarakat Kota Palembang harus menjadi perhatian utama Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadi.
Pakar Hukum dari Universitas Taman Siswa Palembang, Azwar Agus SH MH menilai tugas berat menanti Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadi.
Peran dan pengalaman Kombes Pol Anom Setyadi Direktur Intelkam Polda Kalimantan Utara tentunya sangat berguna untuk menegakkan keamanan dan kenyamanan bagi penduduk di Kota Palembang.
Tugas utama selain mensukseskan program dari Kapolda Sumsel Irjen Pol Priyo Widyanto dalam menjaga keamanan bagi masyarakat, Salah satunya dengan program Zero Sajam.
Kemudian, aparat kepolisian juga tetap harus menekan angka penyalahgunaan narkotika yang semakin hari dirasa begitu meresahkan.
"Karena narkotika termasuk dalam extraordinary crime (kejahatan luar biasa) yang benar-benar berbahaya bagi masyarakat," ujarnya Selasa (17/12/2019).
Dikatakan Azwar, tren kejahatan semakin hari semakin meningkat dengan terus mengikuti perkembangan zaman.
Seperti alat kejahatan yang dulunya hanya menggunakan senjata tajam. Namun kini sudah banyak pelaku yang beralih menggunakan pistol untuk menakuti atau bahkan melukai korbannya.
Menurutnya, hal itu juga tidak terlepas dari taraf kebutuhan bagi penggunaan narkotika yang juga terus meningkat.
