Menuju Tauhid Sejati
Dari Diri Sendiri , Menuju Tauhid Sejati
Manusia adalah makhluk yang paling mulia sekaligus paling unik bila dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT lainnya.
Karena terikat dengan perjanjian primordial sejak di alam arwah.
Sebagai manusia, kita diwajibkan bertobat dalam rangka penyucian diri (tazkiyat an-nafs).
Ketika hati telah tersucikan, seseorang akan rindu untuk pulang kepada Sang Kekasih Sejati, yaitu Allah SWT.
Fenomena ini bukan suatu kebetulan belaka, tetapi sudah merupakan gejala kebangkitan spiritual.
Kerinduan seorang anak manusia untuk menemukan dirinya yang sejati dan memperoleh makna dalam hidupnya telah membuat ia kembali merenungkan pesan-pesan moral dan spiritual.
Kerinduan inilah yang menjadi salah satu indikator kesadaran.
Namun, ketika kerinduan menjadi samar dan kesadaran diri semakin memudar, itu petanda seseorang telah keluar dari jalan cinta kesadaran diri.
Bila keadaan seperti ini terus-menerus diabaikan, maka jangankan bermimpi, berharap pun tak patut untuk sampai kepada tauhid yang sejati.
Kita tidak dapat berpangku tangan saja.
Harus ada upaya-upaya yang secara terus-menerus dilakukan dalam proses pengenalan tentang hakikat diri, sebagai makhluk yang memiliki substansi dan karakter tersendiri.
Hal ini menjadi sedemikian penting,karena dengan mengenal diri, kita akan sampai pada pengetahuan tentang Tuhan.
Sebab, yang paling representatif dan mudah untuk mengantarkan kita pada pengetahuan tentang Tuhan adalah diri kita sendiri.
Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda “Siapa yang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya”.
Lebih jauh lagi, dalam dunia Islam diyakini bahwa umat manusia, sepanjang masa penciptaan, diciptakan untuk mengenal Allah.
Kesadaran diri merupakan salah satu keistimewaan yang khusus dimiliki manusia.