3 Nelayan WNI Disandera Abu Sayyaf di Malaysia, Fadli Zon Kedepankan Kivlan Zen

Fadli kecewa lantaran peristiwa penyanderaan seperti ini masih saja dialami masyarakat Indonesia.

Editor: Refly Permana
IST
3 Nelayan WNI Disandera Abu Sayyaf di Malaysia, Fadli Zon Kedepankan Kivlan Zen 

SRIPOKU.COM - Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon, angkat bicara mengenai dugaan penyanderaan yang sedang dialami tiga nelayan Indonesia di Malaysia. Fadli kecewa lantaran peristiwa penyanderaan seperti ini masih saja dialami masyarakat Indonesia.

Seperti diketahui, tiga warga negara Indonesia (WNI), yang bekerja sebagai ABK di kapal ikan di Malaysia, diculik dan disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina saat sedang mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia.

Ketiga WNI yaitu Samiun Maneu (27), Maharuddin Lunani (48) dan Muhamad Farhan (27), diketahui diculik setelah video ketiganya minta dibebaskan tersebar di akun media sosial, Selasa (26/11/2018).

Cerita Lengkap Meutya Hafid Disandera di Irak, Ketua Komisi I DPR RI Ini Mantan Jurnalis

Ketiganya dikabarkan sudah menjadi sandera sejak 24 September 2019.

Dalam video yang berdurasi sekitar 44 detik ini, terlihat ketiga tangan WNI tersebut diikat.

Seorang sandera yang mengaku bernama Samiun mengatakan, ketiganya merupakan WNI yang berasal dari Kota Baubau dan Wakatobi yang bekerja di Malaysia.

Kelompok Abu Sayyaf minta tebusan untuk pembebasan ketiga WNI senilai Rp 8 Miliar.

Atas kejadian ini, Fadli mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mencegah penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.

Hal ini disampaikan Fadli, merespons tiga nelayan asal Baubau dan Wakatobi yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Perairan Tambisan di negara bagian Sabah, Malaysia.

Diculik dan Disandera di Irak, Anggota DPR RI Ini Dibebaskan Presiden SBY, Begini Jalan Kisahnya!

"Kita sangat prihatin, kenapa kok kejadian penyanderaan ini berulang terus.

Kenapa tidak ada upaya prefentif dari pemerintah dalam hal ini untuk mencegah WN kita berada di perairan itu, atau kapal-kapal yang berbendera kita berada di perairan itu," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Fadli mengatakan, mestinya pemerintah melakukan cara-cara pencegahan seperti berdiskusi dengan otoritas setempat yang bisa berkomunikasi dengan kelompok Abu Sayyaf.

"Jadi harusnya ini tidak boleh lagi terjadi, karena akhirnya ya seperti kita ini masuk ke lubang yang sama. Apalagi kelompok ini kan orientasinya untuk mendapatkan uang," ujarnya.

Menurut Fadli, negosiator yang bisa berkomunikasi dengan kelompok Abu Sayyaf adalah Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen.

Kronologi SBY Bebaskan Wartawan yang Disandera di Irak, Salah Satunya Kini Ketua Komisi I DPR RI

Ia mengatakan, Kivlan Zen pernah bertugas di Filipina dan berpengalaman berkomunikasi dengan kelompok tersebut.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved