Kronologi SBY Bebaskan Wartawan yang Disandera di Irak, Salah Satunya Kini Ketua Komisi I DPR RI

Terungkap! Cara SBY Bebaskan Wartawan yang Disandera di Irak, Salah Satunya Kini Ketua Komisi I DPR RI

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Refly Permana
Kompas.com
Terungkap! Cara SBY Bebaskan Wartawan yang Disandera di Irak, Salah Satunya Kini Ketua Komisi I DPR RI 

Meski demkikian, keputusan itu tetap diambil oleh SBY.

"Sebagai Presiden saya tidak mau nama dan kehormatan kita diinjak-injak," tulis SBY.

SBY mengungkapkan, meskipun proses negosiasi terus dilakukan, namun pasukannya siap bertindak menghadapi situasi terburuk.

"Alhamdulillah, dengan paduan negosiasi dan operasi pengejaran dan pengghancuran perompak, operasi khusus yang saya berin nama Operasi Merah Putih tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses. Gemilang. Kita semua bangga," ujar SBY.

Inilah Wasiat Ustaz Taufik Hasnuri, Minta Dimakamkan di Ds Glebek Banyuasin, Alasannya Bikin Haru!

Bukan Hanya Imajinasi, Inilah 4 Manfaat Dongeng untuk Otak Anak

Profile Meutya Hafid

Dilansir wikipedia, Meutya Viada Hafid, perempuan yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 3 Mei 1978 ini adalah seorang politikus dan mantan pembawa acara berita televisi, yang saat ini menjabat sebagai anggota Komisi I DPR Republik Indonesia dari Partai Golkar sejak tahun 2010.

Sebelumnya, ia bekerja sebagai jurnalis di Metro TV, Meutya membawakan acara berita serta menjadi presenter di beberapa acara.

Pada 18 Februari 2005, Meutya dan rekannya juru kamera Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak.

Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh.

Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi Metro TV 2004-2005) dan Marty Natalegawa (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).

Ketenaran Meutya Hafid ini sempat berujung pada teror dari seseorang bernama Bobby Meidianto.

Pria yang dikabarkan depresi sejak 2000 itu mengaku menjadi suami Meutya, dan menyebarkan kabar bohong itu di dunia maya.

Bobby adalah warga RT. 1/ RW. VII Kalurahan Panularan, Solo, yang tidak lagi mengurusi istri dan kedua anaknya, yaitu Panji (18 tahun) dan Pramudya (8 tahun).

Bobby disebutkan tinggal berpindah-pindah karena mengalami gangguan kejiwaan. Menurut cerita Ny Harsono, mertua Bobby, menantunya ini memang sejak awal menikah terlihat berpotensi mengalami gangguan jiwa.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved