Dirkrimum Polda Sumsel tidak Datang, Rekonstruksi Pembunuhan ASN Dicor Batal Digelar

Subdit III Jatanras Polda Sumsel membatalkan rekonstruksi pembunuhan ASN di Palembang yang mayatnya ditemukan dibalik coran semen kuburan.

Editor: Refly Permana
sripoku.com/haris widodo
Anggota Jatanras Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel yang sudah bersiap melaksanakan rekon. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel direncanakan menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Palembang, Apriyanita, pada Kamis (14/11/2019). Namun, rekonstruksi yang rencananya digelar di lokasi kejadian ini batal digelar.

Pantauan sripoku,com di lapangan, segenap petugas Jatanras Polda Sumsel sudah ada di lokasi. Merkea berkumpul di kantin yang ada di dekat kantor sembari menunggu perintah menggelar rekonstruksi.

PNS Balai Besar Dibunuh Teman Kerja, Jasadnya Dicor

Tampak pula Heri Gondrong, anggota Subdit III Jatanras Polda Sumsel yang terkenal setelah sering tampil di Youtube.

Apriyanita ASN di Palembang Jadi Korban Pembunuhan ini bermula saat Ilyas tiba-tiba diculik dua orang tak dikenalnya.

Ilyas mengakui, Apriyanita , ternyata dibunuh dengan cara dijerat.

Jenazah ASN Dicor Semen, Kini Dimakamkan di TPU Kamboja Palembang

Namun mengajak buruh bangunan muda yang bertemu di tengah jalan, namun dia kemudian diculik pula oleh Yudi dan Novi untuk dipaksa membunuh korban yang merupakan ASN Kementrian PU tersebut.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh pelaku  Ilyas (26) saat ditemui di Polda Sumsel dengan wajah yang tertunduk malu.

Ternyata pria yang berprofesi sebagai buru bangunan yang dipaksa Yudi dan Acik (DPO) untuk menjerat leher korban Apriyanita.

Jenazah ASN Dicor Semen, Rumah Duka Mulai Ramai, Tetangga: Nita Itu Orangnya Baik

"Aku ketemu mereka di Jalan Sumur Tinggi dekat TK diajaklah masuk ke mobil dan diajak ke arah taman kenten.

Mereka berdua memaksa untuk membunuh korban menggunakan tali," ujar Ilyas kepada Sripoku.com saat ditemui di Unit 1 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel.

Ilyas menuturkan tak dapat menolak perintah dari kedua pelaku pembunuhan ASN tersebut. Karena dirinya mendapat ancaman oleh keduanya.

Pengakuan Ilyas Pelaku 2 Mayat Dicor Semen, Dibunuh Dengan Cara Dicekik Pakai Tali Tambang

"Gimana kak saya mau nolak karena liat tampangnya seperti itu dan diancaman mau dibunuh,"kata Ilyas.

Meski tak tega, dibawah tekanan dan paksaan, juga diiming-iming uang Rp 4 juta, Ilyas kemudian menjerat leher korban hingga tewas.

Kemudian pelaku yang berprofesi sebagai buruh bangunan tersebut menjerat korban dengan menggunakan tali. Lalu dirinya diberi uang sebesar 4 juta rupiah.

Kronologis dan 6 Fakta Pembunuhan Apriyanita ASN Kementerian PU, Diculik Hingga Dicor Semen

"Setelah aku bunuh aku dikasih uang sebesar 4 juta rupiah. Duetnya langsung aku abiske untuk minum untuk ngelupakan peristiwa yang aku lakukan tadi,"kata Ilyas.

Ilyas seorang buruh bangunan yang dipaksa oleh Yudi dan Acik membunuh ASN bernama Apriyanti di dalam mobil tepatnya daerah Taman Kenten, Jumat (25/10/2019).

Seperti diketahui, pasal utang piutang membuat Yudi tega menghabisi nyawa temannya sendiri Apriyanita, ASN Kementrian PU.

Jasad Apriyanita Dikubur dengan Cara Dicor Semen, Hilang Sejak 9 Oktober, ASN di Kementerian PU

Kronologis Apriyanita ASN di Palembang Jadi Korban Pembunuhan terungkap jelas.

Hutang piutang dari bisnis jual beli mobil menjadi motif pembunuhan terhadap Apriyanti (50) yang merupakan PNS di Kementerian PU Balai Besar Jalan. 

Jenazah korban ditemukan dalam keadaan disemen di TPU Kandang Kawat Palembang , Jumat (25/10/2019).

Saat ditemui di Unit 1 Subdit III Jatanras Mapolda Sumsel,  tersangka Yudi Tama Redianto (41) mengaku tega membunuh korban lantaran tak tahan terus ditagih hutang oleh korban. 

Jasad Apriyanita Dikubur dengan Cara Dicor Semen, Hilang Sejak 9 Oktober, ASN di Kementerian PU

"Hutang itu berawal dari tanggal 26 Agustus 2019. Saat itu saya menawari ada lelang mobil di Jakarta. Mobil jenis inova tahun 2016. Harganya Rp.145 juta," ujar Yudi. 

Namun bukannya dibelikan mobil, uang tersebut justru dihabiskan tersangka untuk berfoya-foya. 

Sementara korban terus menagih agar uangnya dikembalikan.

"Mobilnya tidak ada," ujar Yudi.

Dari total Rp.145 juta,  tersangka mengaku sempat mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta secara berangsur ke korban. 

Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya. 

Kali ini korban meminta uang sebesar Rp.35 juta. Sedangkan tersangka mengaku hanya memiliki uang sebesar Rp.15 juta. 

"Sebenarnya dia (korban) tidak marah sih, cuma bilang yud, saya butuh uang besok.  Bayar hutang kamu Rp. 35 juta. Tapi saya cuma punya uang Rp.15 juta," ujarnya.

Jasad Apriyanita Dikubur dengan Cara Dicor Semen, Hilang Sejak 9 Oktober, ASN di Kementerian PU

Merasa tak tenang karena ditagih hutang, tersangka lantas menghubungi pamannya, Novi atau biasa disapa tersangka dengan panggilan Acik. 

Dari situlah tersangka mendapat saran untuk menghabisi nyawa korban. 

Berdasarkan pengakuannya pula, uang Rp.15 juta yang rencananya akan membayar hutang, justru digunakan tersangka untuk membayar jasa orang-orang yang membantunya membunuh korban. 

"Acik ngajak Ilyas. Jadi ada 3 orang yang membunuh korban," ucapnya. 

Dikatakan tersangka, tidak ada kepercayaan khusus yang selama ini diberikan korban terhadapnya. 

Namun menurutnya, korban bersedia diajak bekerja sama dalam bisnis karena mereka sempat bekerja di satu kantor yang sama yakni di satua kerja (Satker) wilayah III PU sejak tahun 2014.

Sosok Ustaz Taufik Hasnuri, Penceramah yang Kental Berbahasa Palembang, Jadi Ustad Keinginan Ibunya!

"Waktu satu kantor itu, meja kerja kami bersebelahan. Kemudian saya pindah di wilayah I dan korban tetap di tempat yang lama," ujarnya. 

Adapun sebab batal digelarnya rekonstruksi untuk peristiwa ini dikarenakan Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Yustan Alpiani, sedang tidak berada di tempat kerjanya.

"Karena Pak Dir yang akan memimpin langsung rekonstruksi ini.

Rekonstruksi rencananya kita gelar di lokasi kejadian yang ada di TPU Simpang Kawat Palembang dan di kediaman korban.

Karena dia sedang ada urusan lain, rekonstruksi ini kita tunda," kata Kanit I Subdit III Jatanras Polda Sumsel, Kompol Antoni Hadi.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved