Kumpulan Tragedi Serangan Bom Bunuh Diri di Kantor Polisi Indonesia, Nomor 2 Pelakunya Satu Keluarga
Tragedi bom bunuh diri di Indonesia tidak hanya menyerang tempat ibadah tetapi juga kantor polisi. Pelaku masuk dalam jaringan teroris ISIS
Penulis: Nadia Elrani | Editor: Welly Hadinata
Kumpulan Tragedi Serangan Bom Bunuh Diri di Kantor Polisi Indonesia, Nomor 2 Pelakunya Satu Keluarga!
SRIPOKU.COM - Teror bom bunuh diri di Indonesia tidak hanya mengincar tempat ibadah tetapi juga kantor polisi.
Dalam 5 tahun terakhir, sudah ada empat kantor polisi yang menjadi sasaran teroris khususnya bom bunuh diri.
Selain menewaskan anggota kepolisian, aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh teroris ini juga menewaskan masyarakat sipil.
Berikut ini kumpulan berita bom bunuh diri yang pernah terjadi di kantor polisi Indonesia:
1. Bom Bunuh Diri di Mapolresta Solo

Seorang pria bernama Nur Rohman melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah pada Selasa (5/7/2016) lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol A Lilik Darmanto memastikan Nur Rohman merupakan pelaku tunggal dalam aksi bom bunuh diri dengan peledakan bom berdaya ledak kecil.
"Sementara yang di Solo ini, yang itu (Nur Rohman) dulu. Tidak ada yang lainnya," ujar Lilik saat dihubungi, Selasa (12/7/2016).
Dengan tewasnya pelaku tunggal, maka kasus peledakan bom di Mapolresta Solo dianggap selesai.
Namun, kata Lilik, bukan berarti langkah polisi berhenti untuk mengejar kawanan Nur yang tergabung dalam jaringan kelompok Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN).
Polisi sudah mengantongi informasi terkait pemilik sepeda motor Yamaha Mio AD 6136 HM yang digunakan Nur saat meledakkan bom.
Sepeda motor tersebut tercatat milik salah satu warga Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah.
Kendaraan itu digadaikan kepada seseorang berinisial GT, warga Banjarsari, Solo.
GT menghilang setelah peristiwa bom bunuh diri tersebut.

Nur Rohman diduga merakit sendiri bom yang diledakkannya.
Usia bom yang digunakan oleh pelaku sama dengan bom yang dipakai dalam serangan teroris di kawasan Thamrin, Jakarta, pada Januari 2016.
Menurut Badrodin, kelompok JADKN yang dipimpin oleh Bahrun Naim ini berbeda dengan kelompok Jemaaah Ansharut Daulah atau JAD pimpinan Aman Abdurrahman.
Namun, kedua kelompok tersebut sama-sama berafiliasi dengan ISIS.
Kelompok JADKN ini merupakan bagian dari Jamaah Islamiyah (JI). Kelompok tersebut merupakan kelompok militan Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS.
2. Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Surabaya

Senin (14/5/2018) pagi, Mapolrestabes Surabaya diserang bom kendaraan dan menyebabkan seorang anggota kepolisian menjadi korban.
Sebelum bom bunuh diri terjadi di Mapolrestabes Surabaya, rentetan teror bom juga sudah terjadi di wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, dalam dua hari sebelumnya.
Dua daerah di Jawa Timur diguncang ledakan bom pada Minggu (13/5/2018). Di Kota Surabaya, serangan bom bunuh diri terjadi di tiga gereja.
Sedangkan di Kabupaten Sidoarjo bom meledak di Rusunawa Wonocolo, di waktu yang berbeda, yakni setelah 14 jam kejadian bom Surabaya yang terjadi di tiga gereja.
Berikut ini adalah rangkuman fakta-fakta kejadian itu:
Serangan Bom Bunuh Diri di Surabaya
Pada Minggu (13/5) Kota Surabaya serangan bom bunuh diri terjadi di tiga gereja yang ada di Surabaya.. Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul 06.30 WIB.
Lantas bom kedua meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB.
Serangan terjadi ketika jemaah gereja sedang melaksanakan ibadah misa Minggu.
Jumlah Korban
Hingga saat ini korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya berjumlah 13 orang. Menurut polisi, itu sudah termasuk para pelaku diduga berjumlah enam orang.
Sedangkan korban luka-luka tercatat mencapai 41 orang.
Polisi Ungkap Terduga Pelaku
Setelah melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, polisi menyatakan seluruh pelaku adalah satu keluarga.
Mereka adalah DU bersama istrinya PK, dan empat orang anak yang berinisial YF, FH, Fa, serta PR.
YF, adalah anak sulung dari DU dan PK, dan saat ini masih duduk di bangku SMA.
Selanjutnya FH, anak kedua dari DU dan PK masih duduk di bangku SMP.
FS merupakan anak ketiga, berjenis kelamin perempuan dan masih sekolah kelas V SD.
Selanjutnya, FR merupakan anak keempat, dan masih duduk di kelas 2 SD.
DU sehari-hari dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di bidang produksi minyak kemiri.
Sedangkan isteri DU, PK, sempat bekerja menjadi perawat di salah satu rumah sakit di Surabaya.
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, DU merupakan pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah di Surabaya. Kelompok itu adalah pengikut Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Kronologi Serangan Bom di Surabaya
Menurut polisi, para terduga pelaku berangkat buat melakukan serangan secara terpisah. Terduga pelaku pasangan suami istri DU dan PK serta dua anak, FS dan FR, berangkat bersama menggunakan mobil.
Sedangkan YF dan FH berboncengan dengan sepeda motor sambil membawa bom. Mereka langsung menuju Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel dan melaksanakan serangan pada pukul 06.30 WIB.
DU lantas mengantar sang istri dan kedua anaknya ke Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan langsung melakukan serangan pada pukul 07.15 WIB. DU yang memasang bom di mobilnya kemudian menuju Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno. Dia menerobos ke tempat parkir dan meledakkan bom pada pukul 07.53 WIB.
• Pelaku Ledakan Bom Bunuh Diri Belum Sampai Target Sasaran, Jalan Kaki Kenakan Atribut OIjek Online
Presiden Joko Widodo Tengok Lokasi Kejadian
Presiden Joko Widodo membatalkan seluruh agenda kepresidenan pada Minggu (13/5), dan langsung terbang ke Surabaya. Dia lantas melihat lokasi kejadian di GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Presiden Jokowi juga melawat ke Rumah Sakit Surabaya H.S Samsoeri Mertojoso, tempat korban tewas disemayamkan dan yang luka-luka dirawat.
ISIS Klaim Serangan Bom Surabaya
Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Surabaya, pada Minggu (13/5). Mereka menyatakan hal itu melalui biro pemberitaan ISIS, Amaq News Agency.
Polisi Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom Surabaya
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Gegana menggeledah tempat tinggal terduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, pada Minggu (13/5), sekitar pukul 18.00 WIB.
Rumah itu berada di perumahan Wisma Indah blok K22 RT 02/RW 03 Kelurahan Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Rumah dihuni oleh DU bersama isterinya PK dan empat orang anak yang bernama YF, FH, Fa, serta PR.
Polisi menemukan sejumlah busur dan anak panah, serta empat bom aktif berdaya ledak tinggi, beserta sisa bahan baku bom. Bom itu berjenis TATP (triacetone triporopsaid).
Mereka juga menemukan potongan gabus (styrofoam) yang dipakai buat membungkus bom, dan berfungsi memperbesar ledakan. Mereka lantas menjinakkan sisa bom aktif di lokasi.
Ledakan di Rusunawa Sidoarjo
Selang 14 jam kemudian, ledakan bom terjadi di Blok B Lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo.
Jumlah Korban
Menurut Polda Jawa Timur, ledakan itu merenggut tiga nyawa. Mereka adalah lelaki bernama Anton Febriyanto (47), seorang perempuan diduga istrinya, Puspitasari (47), serta seorang anak RAR (17). Ketiga jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.
Menurut polisi, tim Densus 88 memutuskan menembak mati Anton karena saat sekarat dia masih menggenggam tombol picu bom. Sedangkan dua anak Anton, yakni FP (11) dan GHA (10) yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Siti Khodijah, oleh anak keduanya, AR (15).
Polisi Temukan 3 Bom Aktif di Sidoarjo
Polda Jatim dan tim Gegana menggeledah rumah di Blok B Lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo.
Menurut polisi, di dalam kamar ditemukan tiga bom aktif, dan sejumlah bahan baku pembuat bom dalam jumlah banyak.
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung menyatakan kuat dugaan bom itu tidak sengaja meledak ketika sedang dirakit.
Diduga Anton dan terduga pelaku bom gereja Surabaya mempunyai keterkaitan.
Penghuni Rusun Sidoarjo Dievakuasi
Polisi kemudian mengevakuasi seluruh penghuni di Blok B Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo. Hal itu dilakukan karena polisi masih menggelar olah tempat kejadian perkara.
Para penghuni sementara diinapkan di masjid setempat.
Polisi berjanji hari ini olah TKP selesai dan para penghuni bisa kembali ke kediaman mereka.
Mapolrestabes Surabaya Diserang
Sekitar pukul 08.50 WIB, Mapolrestabes Surabaya diserang oleh bom yang diledakkan menggunakan kendaraan. Seorang anggota kepolisian menjadi korban.
Berdasarkan rekaman CCTV, saat itu sebuah minibus hendak memasuki gerbang penjagaan Mapolrestabes untuk dilakukan pemeriksaan oleh tiga petugas jaga dan provost.
Saat mobil tersebut diperiksa, dua motor mencoba menyalip mobil yang diperiksa. Saat dilakukan pemeriksaan itulah pengendara yang membonceng seorang perempuan itu meledakkan diri.
"Dipastikan (serang) kendaraan roda dua, membonceng seorang wanita," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Senin (14/5/2018).
Frans mengatakan, ada empat polisi yang menjadi korban luka dan enam warga yang berada di lokasi ledakan menjadi korban luka. Sedangkan korban tewas diduga pelaku 4 orang.
Ledakan susulan kembali terdengar dari radius 200 meter Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, sekitar pukul 10.50 WIB. Dugaan sementara yang beredar, ledakan tersebut berasal dari bom yang sebelumnya dibawa pelaku, namun belum diledakkan.
Belum diketahui ledakan apa yang terjadi, namun terdengar sangat jelas oleh sejumlah petugas, awak media, dan petugas kesehatan yang berjaga di wilayah aman.
3. Bom Bunuh Diri di Pospam Polisi Solo

Ledakan bom bunuh diri kembali terjadi di kantor polisi. kali ini di Pos Pengamanan atau Pospam Kartasura, pada Senin (3/6/2019).
Peristiwa ini merupakan insiden serangan ke-3 yang terjadi di pos polisi daerah Solo Raya.
Sebelumnya, peristiwa 2 pos polisi yang diduga dibakar oleh sekelompok orang, belum juga terpecahkan.
Kini, hanya sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, seorang pria melakukan upaya bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berikut 7 fakta singkat insiden itu :
Tak Jauh dari Markas Kopassus
Pos Pengamanan yang menjadi lokasi bom bunuh diri, baru saja dibuat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pos itu dibuat untuk kegiatan pemantauan dan pengamanan arus mudik.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, Pospam tersebut terletak di persimpangan di simpang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Lokasi tersebut ternyata tidak jauh dari Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kandang Menjangan, Kartasura.
Lokasi bom bunuh diri diperkirakan sekitar 1 kilometer dari Markas Kopassus.
Saat kejadian, terdapat 7 petugas penjaga pos yang piket.
Empat orang petugas berada di dalam pos.
Dan tiga lainnya sedang mengatur lalu lintas di sekitar Simpang Tiga Kartasura, yang saat itu lalu lintas cukup padat.
Tidak ada satu pun petugas yang terluka karena insiden ini.
Pelaku Jalan Pakai Headset
Seorang saksi bernama Rakian Rangga Putra Perdana mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 22.20 WIB.
"Saat saya membetulkan TOA di pos pantau Pospam 1 Tugu Kartasura, saya melihat orang yang tidak dikenal berjalan dari arah Selatan berjalan menuju Pospantau Pospam Tugu Kartasura."
"Dia memakai Kaos warna hitam dan celana Jeans dengan menggunakan headset," jelasnya.
Kemudian Rangga melihat orang yang tidak dikenal tersebut duduk di trotoar depan Pos Pantau Pospam Tugu Kartasura.
Kemudian sekitar pukul 22.30 WIB terjadi ledakan di depan Pos Pantau Pospam Tugu Kartasura yang mengakibatkan orang tidak dikenal tersebut luka-luka.
Dia bersama anggota Polri yang berada di Pos Pantau Pospam tugu Kartasura menyelamatkan diri dan mensterilkan TKP.
Orang yang tidak dikenal tersebut tergeletak dengan kondisi luka-luka.
Dalam pemeriksaan, pelaku diidentifikasi bernama Rofik Asharudin (22).
Kaki Masih Bergerak
Insiden bom bunuh diri terjadi di Pos Pengaman (Pospam) Lebaran 2019 di Tugu Kartasura milik Polres Sukoharjo, Senin (3/6/2019) malam sekitar pukul 22.30 WIB.
Vino, 25 tahun, saksi mata di lokasi kejadian menyebut ada seorang lelaki yang tergeletak usai ledakan.
"Suara ledakan seperti bom meletus," kata dia kepada awak media.
"Waktu saya lihat, kakinya masih bergerak," imbuhnya.
Kesaksian Dokter Jaga
Pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan (Pospam) atau Pos Polisi Tugu Kartasura diketahui masih hidup.
Pelaku sempat mendapatkan pertolongan pertama di RS PKU Muhammadiyah Kartasura.
Rumah sakit ini berjarak 100 meter dari lokasi kejadian.
Dokter jaga RS PKU Muhammadiyah Kartasura, Ahmad Farji Purna Aji, menjadi salah satu dokter yang menangani pelaku.
Ahmad mengatakan, pelaku dibawa oleh polisi ke rumah sakit dengan mobil patroli milik Polsek Kartasura yang dijaga ketat.
"Datang sebelum pukul 24.00 WIB dalam kondisi terluka cukup parah," katanya kepada TribunSolo.com di rumah sakit yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (3/6/2019).
Ahmad menerangkan, dia bersama perawat melakukan pertolongan di IGD dengan memberikan infus atau oksigen.
"Ada luka yang dijahit," tuturnya singkat.
Tapi Ahmad enggan membeberkan bagian apa saja yang mendapat jahitan karena luka robek dari ledakan bom bunuh diri.
"Habis itu langsung dirujuk ke RS Ortopedi di Jalan Ahmad Yani, hanya berjarak beberapa KM dari sini," tuturnya.
Pelaku Tak Pernah Lagi ke Masjid
Dari informasi yang diperoleh TribunSolo.com, terduga pelaku bernama Rofik Asharudin.
Sehari-hari, dia dikenal suka berburu burung liar.
Pria berusia 22 tahun tersebut beralamatkan di Dusun Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo.
Oleh warga, Rofik dikenal sebagai sosok yang tertutup setelah lulus dari Madrasah Aliyah Negeri.
Dulu Rofik kerap mendatangi masjid.
Namun setelah lulus dari MAN di Solo, Rofik jarang terlihat di masjid.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dusun Kranggan Kulon, Sudalmanto (51).
"(Rofik) tertutup setelah lulus MAN, biasanya dulu ke masjid tapi sekarang nggak pernah," kata Sudalmanto kepada TribunSolo.com.
"Nggak pernah berinteraksi di kampung," imbuhnya.
Sudalmanto menjelaskan, Rofik tidak memiliki pekerjaan tetap.
Sehari-sehari, Rofik disebut kerja serabutan sebagai penangkap burung.
Rofik juga pernah berjualan gorengan.
"Pekerjaannya terkadang tulup (menangkap) burung," kata Sudalmanto.
"Sempat jualan gorengan," imbuhnya.
Sudalmanto menegaskan, Rofik berubah drastis semenjak lulus MAN.
Rofik sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi, namun tak selesai dan memilih keluar.
Orangtua Rofik, sang ayah bekerja sebagai tukang jahit.
Sedangkan ibunya adalah seorang Ibu Rumah Tangga.
Rofik merupakan anak kedua dari 3 bersaudara.
Orangtua Rofik sangat kaget atas kejadian yang menimpa anaknya.
"Orangtuanya syok, tadi saya masih sempat tarawih bersama mereka," pungkas Sudalmanto.
• Belum Pastikan Bom Bunuh Diri, Diduga Pelaku Tewas Mengenaskan, Mabes Polri Kerahkan Tim Gabungan
Lekatkan Peledak
Menurut Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, pelaku pengeboman yang sudah teridentifakasi satu orang.
Pelaku yang melakukan ledakan di Pospam 01 Kartasura ini, gagal melukai petugas, sehingga korban dalam kejadian ini hanya pelaku pemboman.
"Korban satu orang, yang menjadi korban itu terduga pelaku."
"Dia terduga pelaku karena bahan peledak menempel di bagian tangan, pinggang, dan kaki," katanya usai meninjau lokasi ledakan, Selasa (4/6/2019).
Dia menambahkan, pelaku saat ini kritis dan dilarikan di rumah sakit, serta mendapatkan pengawalan ketat dari petugas keamanan.
"Belum ada korban lain, petugas kami tidak terluka, dan kejadian itu juga tidak melukai masyarakat disekitar lokasi," katanya.
Sempat Menghilang Tiga Bulan
Pelaku bom bunuh diri, Rofik Asharudin (22) di Pos Pengamanam (Pospam) Kartasura diketahui pernah menghilang tiga bulan lamanya.
Hal ini terungkap dari rekan-rekan pelaku saat menyaksikan penggeledahan oleh Detasmen Khusus (Densus) Antiteror 88 di rumahnya di
"Pernah dikabarkan hilang 3 bulan pada tahun lalu," ungkap rekan sepermainan kala SMP, Wawan (20) sembari menyaksikan penggeledahan yang di hadiri Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel dan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Mohammad Effendi.
"Dulu sempat dicari-cari tidak tahu keberadaannya di mana, namanya di kampung kan semua orang tahu," tuturnya membeberkan.
Namun lanjut dia, tiba-tiba sudah ketemu dan pulang ke rumah seperti sedia kala.
"Hanya saja jarang ngumpul sama teman-teman seumurannya," tuturnya.
4. Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

Markas Komando (Mako) Polrestabes Medan yang berada di Jalan HM Said Kota Medan, dikejutkan dengar suara ledakan pada Rabu (13/11/2019) pagi.
Dari informasi yang dihimpun, telah terjadi aksi bom bunuh diri di Markas Komando (Mako) Polrestabes Medan.
Tak lama berselang setelah masuk terdengar suara ledakan disekitar Kantin Polrestabes Medan.
Dalam foto yang beredar tampak pelaku sudah meninggal dan dalam bentuk badan yang sudah hancur di bagian perut.
Pelaku tampak berada di dekat sebuah mobil berwarna hitam dengan posisi tergeletak di posisi ban depan kiri mobil.
Disinyalir posisi bom diletakkan pelaku di area badan untuk aksi bom bunuh diri tersebut.
Sampai saat ini belum ada pejabat berwenang di Polrestabes Medan yang bisa dimintai keterangan perihal kejadian itu.
Suasana dilokasi masih mencekam.
Polisi telah memberikan police line (garis polisi) agar tidak melewati area tempat pelaku bom bunuh.
Ledakan tersebut terjadi asap berwarna putih yang membubung tinggi.
Pantauan Sripoku.com telah beredar di sosial media detik-detik bom setelah meledak.
Dalam keterangannya, pelaku diduga dua orang dengan menggunakan atribut ojek online.
Pelaku pun disebutkan telah meninggal di lokasi kejadian.
"BREAKING NEWS
Pada 13 November 2019 pukul 08.45 wib di Polrestabes Medan Jl HM Said Medan diperoleh informasi telah terjadi bom bunuh diri yang dilakukan diduga dua orang mengunakan atribut G*jek dan meledak disekitar kantin Polrestabes Medan. Pelaku langsung tewas di lokasi kejadian.," tulis akun.
Warga Kaget dan Mengira Suara Petir
Bom bunuh diri meledak di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019), pukul 08.45 WIB.
Warga sekitar kaget dan mengira suara petir.
Ledakan bom merenggut satu korban jiwa.
Korban terlihat tergeletak di parkiran Polrestabes Medan.
Diduga korban adalah pelaku bom bunuh diri.

Dilansir dari tayangan Kompas TV, asap putih nampak membubung tinggi di Polrestabes Medan.
Sejumlah masyarakat dan petugas polisi berseragam nampak berhamburan keluar ke sebuah halaman parkir.
Suasana Polrestabes Kota Medan setelah adanya bom bunuh diri, Senin (13/11/2019) (HO/Polrestabes Medan)
Kepanikan nampak terjadi.
Pantauan wartawan www.tribun-medan.com mobil ambulans dari RS Bhayangkara Medan sudah tiba di Mapolrestabes Medan.
Beberapa personel bersenjata laras panjang pun standby di lokasi.
Jenazah Tak Utuh
Terjadi ledakan diduga bom bunuh diri di Polrestabes Medan hari ini, Rabu (13/11/2019). Kondisi pelaku tak utuh.
Terjadi ledakan diduga bom bunuh diri terjadi di area Polrestabes Medan hari ini, Rabu (13/11/2019).
Kabar ini dikabarkan dari Kompas TV melalui jurnalis Kompas TV, Ferry Irawan.
• Detik-detik Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Pelaku Dikabarkan Tewas di Lokasi
Ferry melaporkan jika kejadian tersebut terjadi pada Rabu pagi, tepatnya pada para anggota polisi selesai melakukan apel pagi.
Saat ini, masyarakat yang berkunjung ke Polrestabes Medan harus diamankan.
Pihak polisi masih mensterilkan untuk melakukan penyelidikan oleh tim Gegana.
Hingga pukul 09.30 WIB, polisi masih mencari tahu adakah bahan peledak lain.
Feri juga menyebutkan jika kemungkinan besar pelaku masuk dengan berjalan kaki.
Pasalnya, Polrestabes Medan membuat peraturan jika kendaraan pengunjung tidak dapat masuk di wilayah ledakan.
Diduga, pelaku sudah memantau Polrestabes Medan sejak beberapa hari terakhir.
Pasalnya terduga pelaku sudah mengetahui titik mana yang ramai dikunjungi di jam-jam pagi hari.
Menurut laporan terakhir, Polrestabes Medan dijaga ketat oleh pihak kepolisian.
Beberapa jalan menuju Polrestabes Medan juga ditutup sementara.
Menurut laporan sementara, warga hanya mendengar satu kali ledakan.
Jurnalis Kompas TV juga menyebut jika ada satu korban luka dari anggota kepolisian.