Meski Habisi Nyawa Adiknya Sendiri, Sang Ibu Minta Anaknya tidak Dipenjara, Alasannya Bikin Pilu

Andika tewas di tangan kakak kandungnya sendiri lantaran si kakak kesal karena korban memarahi ibu mereka.

Editor: Refly Permana
ist
Aparat kepolisian mengidentifikasi jenazah Andi yang tewas di tangan kakak kandungnya sendiri. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Tragedi berdarah antara dua saudara kandung terjadi di Teluk Gelam, OKI, Minggu (27/10/2019) malam.

Si adik, Andika, tewas di tangan Ahmad Redi, yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri.

Adapun senjata yang digunakan Ahmad adalah alat yang biasa digunakan untuk memanen kelapa sawit.

Informasi yang dihimpun tribunsumsel.com Senin (28/10/2019), menurut cerita Hilmiah (57) yang merupakan ibu keduanya, kejadian bermula sore hari dimana korban bangun tidur dan hendak makan.

"Sore hari, saat korban bangun dari tidur dan hendak makan dilihat tidak ada lauk, lalu korban menanyakan kepada sang ibu, ‘nak makan, lauk apo malam ini’ (mau makan, lauk apa malam ini -red)," ujar sang korban ditirukan ibunya.

Pertanyaan yang dilontarkan si anak, lalu kemudian dijawab sang ibu, makan nasi sama lauk kerupuk saja, karena tidak ada uang beli lauk.

Mendengar sang ibu katakan tidak ada lauk, korban pun langsung emosi dan menendang panci yang berisi nasi hingga berhamburan.

Kemudian korban mengambil pisau hendak membunuh ibunya.

Bukan saja sang ibu, korban juga membabi buta memukuli keponakannya yang juga berada di dalam rumah tersebut.

Dalam keadaan korban tak terkendali lagi, datanglah Ahmad Redi alias Nang yang rumahnya bersebelahan dengan sang ibu.

Karena tak terima mendengar adiknya hendak membunuh sang ibu, pelaku mengambil sebilah exgrek yang biasa digunakan pelaku untuk memanen sawit.

Lalu dengan sama membabi buta, pelaku menghalau sang adik yang tidak hentinya mengomel.

Saat itu juga pelaku menghabisi sang adik hingga tewas dengan luka sayatan exgrek di sekujur tubuhnya, hingga akhirnya terkapar di tempat.

Pantauan di lapangan, korban sempat dibawa ke RSUD Kayuagung dan mendapat perawatan atas luka di tubuhnya yang tidak terhitung lagi.

"Tiba di rumah tepat pukul 22.23 Wib tadi, mayat korban dibawa ke kediaman kami, besok baru dimakamkan," terang Hilmiah, ibu pelaku dan korban.

Hilmiah berharap kepada pihak kepolisian agar tidak menahan anaknya Ahmad Redi, karena dia adalah tulang punggung keluarga.

Pelaku terpaksa melakukan hal tersebut karena tidak terima jika dirinya (ibu) yang harus mati di tangan adiknya.

Karena, menurut Hilmiah, Ahmad Redi hanya membela agar dirinya tidak menjadi korban, hingga lebih baik adiknya yang dibunuh.

Sebab diketahui, selama ini sudah sering memberikan ancaman membunuh ibu mereka.

Beberapa warga mengatakan, sangat menyayangkan kejadian tragis tersebut, karena selama ini korban dikenal pendiam.

"Kami sangat terkejut jika selama ini perlakuannya terhadap sang ibu sangat tidak manusiawi," jelas Ridwan, salah satu warga setempat.

Sementara Polsek Teluk Gelam saat tiba di tempat kejadian langsung melakukan olah TKP dan pelaku langsung menyerahkan diri tanpa perlawanan.

Pelaku dan barang bukti sudah diamankan Polsek Teluk Gelam untuk menjalani proses penyidikan.

Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syaputra melalui Kapolsek Teluk Gelam IPTU Zulkarnain didampingi Paurbinops Bag.Ops Polres OKI IPTU Bambang Pancawala, Senin (28/10/2019) mengatakan, pelaku telah diamankan dan saat ini sudah ada di Polres OKI.

"Motifnya gara – gara tidak ada lauk, korban ngamuk nendang panci nasi dan memukul ponaan korban tapi dilerai ibunya.

Waktu itu korban duduk di teras, pelaku keluar dari kamar langsung mengejar korban hingga terjadi pembunuhan di depan rumah," tutupnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved