Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Sejarah Terbentuk Sumpah Pemuda di Kongres Pemuda II 91 Tahun Silam

Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Sejarah Terbentuk Sumpah Pemuda di Kongres Pemuda II 91 Tahun Silam

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Tribun Jateng - Tribunnews.com
Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Sejarah Terbentuk Sumpah Pemuda di Kongres Pemuda II 91 Tahun Silam 

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya.

Kronologi Tangkap Basah Putri Pariwisata Asal Balikpapan Main dengan Pria Asal NTB di Kamar Hotel

Status Tanggap Darurat Karhutlah Di Sumsel Diperpanjang Hingga 10 November 2019 Begini Alasannya

7 Tips Mudah Turunkan Berat Badan, Dijamin Tubuh Sehat & Ideal dengan Melakukan Kegiatan Rutin Ini

Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.

Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia.

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng).

Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.

Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)

Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)

Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)

Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)

Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Prakiraan Cuaca BMKG di Kota Palembang Hari Ini, Minggu 27 Oktober 2019, Disinyalir Hujan Petir

Kalah Jauh sama Nagita Slavina, Intip Penampakan Baju Murah Rafathar Malik Ahmad, Cuma Rp 100 Ribu

Lama Bungkam Ini Alasannya Putus dengan Reino Barack, Luna Maya: Ternyata Orang Itu Punya Agenda

Adapun peserta yang hadir dalam kongres tersebut terdiri dari

1. Abdul Muthalib Sangadji

2. Purnama Wulan

3. Abdul Rachman

4. Raden Soeharto

5. Abu Hanifah

6. Raden Soekamso

7. Adnan Kapau Gani

8. Ramelan

9. Amir (Dienaren van Indie)

10. Saerun (Keng Po)

11. Anta Permana

12. Sahardjo

13. Anwari

14. Sarbini

15. Arnold Manonutu

16. Sarmidi Mangunsarkoro

17. Assaat

18. Sartono

19. Bahder Djohan

20. S.M. Kartosoewirjo

21. Dali

22. Setiawan

23. Darsa

24. Sigit (Indonesische Studieclub)

25. Dien Pantouw

26. Siti Sundari

27. Djuanda

28. Sjahpuddin Latif

29. Dr.Pijper

30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)

31. Emma Puradiredja

32. Soejono Djoenoed Poeponegoro

33. Halim

34. R.M. Djoko Marsaid

35. Hamami

36. Soekamto

37. Jo Tumbuhan

38. Soekmono

39. Joesoepadi

40. Soekowati (Volksraad)

41. Jos Masdani

42. Soemanang

43. Kadir

44. Soemarto

45. Karto Menggolo

46. Soenario (PAPI & INPO)

47. Kasman Singodimedjo

48. Soerjadi

49. Koentjoro Poerbopranoto

50. Soewadji Prawirohardjo

51. Martakusuma

52. Soewirjo

53. Masmoen Rasid

54. Soeworo

55. Mohammad Ali Hanafiah

56. Suhara

57. Mohammad Nazif

58. Sujono (Volksraad)

59. Mohammad Roem

60. Sulaeman

61. Mohammad Tabrani

62. Suwarni

63. Mohammad Tamzil

64. Tjahija

65. Muhidin (Pasundan)

66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)

67. Mukarno

68. Wilopo

69. Muwardi

70. Wage Rudolf Soepratman

71. Nona Tumbel

Jadwal Lengkap Pertandingan Sriwijaya FC, Kick Off Babak Perempat Final Liga 2 Digelar 9 November

Kumpulan Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2019, Berbagi Semangat dengan Update Status WhatsApp dan Medsos

Status Tanggap Darurat Karhutlah Di Sumsel Diperpanjang Hingga 10 November 2019 Begini Alasannya

Adapun Isi dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928 itu adalah:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Rumusan sumpah sudah tertulis dan dibacakan dalam acara itu.

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman.

Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan.

Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Sumpah Pemuda dimaknai sebagai momentum bersatunya para pemuda, yang kemudian bergerak bersama dan berjuang menuju Indonesia merdeka.

Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat.

Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved