Dijuluki Menteri Rasa Presiden, Hari Pertama Masuk Kerja di Kemenhan RI, Prabowo Disambut Antusias!
Dijuluki Menteri Rasa Presiden, Hari Pertama Masuk Kerja di Kemenhan RI, Prabowo Disambut Antusias!
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Dijuluki Menteri Rasa Presiden, Hari Pertama Masuk Kerja di Kemenhan RI, Prabowo Disambut Antusias!
SRIPOKU.COM - Dijuluki Menteri Rasa Presiden, Hari Pertama Masuk Kerja di Kemenhan RI, Prabowo Disambut Antusias!
Politik memang unik, juga menggelitik. Perseteruan bisa berujung pada persahabatan, demikian juga sebaliknya.
Persaingan yang panas bisa berubah menjadi jalinan kerjasama penuh makna.
Prabowo Subianto yang sebelumnya menjadi seteru paling kuat kubu pertahanan, kini seakan berubah menjadi kawqn akrab Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sungguh, tidak ada permusuhan yang abadi dalam politik.
Namun perbincangan tak berhenti sampai disitu, kini tengah hangat di masyarakat perbincangan terkait Prabowo resmi menjadi Menteri Pertahanan yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi.
Bahkan hal tersebut menjadi bahasan menarik di media sosial bagi para warganet.
• Beratasnamakan Sumbangan Masjid, Andi Curi Motor, Kini Ditembak dan Ditangkap Polisi
• Kota Surabaya Mulai Sibuk Usai Indonesia Dipilih Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021
• Praveen/Melati Siapkan Kemampuan Terbaik Lawan Wakil Thailand pada Perempat Final
Prabowo Subianto menyita perhatian publik setelah masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju, membantu Presiden Jokowi.
Pria berusia 68 tahun itu dipercaya menjadi Menteri Pertahanan.
Setelah pengumuman dan pelantikan kabinet, Rabu (23/10) lalu, Prabowo pun mengikuti seremoni serah terima jabatan di Kemenhan, Kamis (24/10) bersama pendahulunya Ryamizard Ryacudu.
Di media sosialnya, Prabowo mengunggah sebuah foto, saat dia memeriksa pasukan dalam upacara di Kemenhan.
Unggahan foto pada kamis lalu tersebut sontak menjadi sorotan publik.
Foto tersebut telah dikomentari oleh lebih dari 22 ribu warganet.
Prabowo menulis singkat keterangan foto tersebut.
'Kementerian Pertahanan Republik Indonesia'.
"Mentri rasa Presiden. Sehat selalu pak, selamat bekerja. Semoga amanah. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin ya Allah," komentar pemilik akun Instagram berl.pekanbaru.
"Mashaa Allah gagah sekai, Jenderal! Selamat bertugas. Semoga Allah ridho sama bapak," tulis icha_paulina.
"Liat pegawai Kemhan pd bahagiaaaa banget loh nyambut Menhan baru yg rasa Presiden.. eke jg bahagia bngt liatnya..," tulis akun @evylamora.0110
Dikutip dari kompasiana.com, dalam beberapa waktu terakhir memang banyak diperbincangkan perihal kubu oposisi yang semakin mendekat ke pihak istana.
Meskipun hal ini banyak disindir beberapa pihak, namun sepertinya sepertinya hal itu tidak terlalu digubris oleh presiden terpilih.
Prabowo Subianto ditawarkan jabatan untuk menjadi menteri di Kabinet Kerja Jilid II pada era kepemimpinan Presiden Jokowi yang kedua.
• Jelang Persib Vs Persija - Umuh Muchtar Ungkit Janji yang Telah Dibuat 2 Pihak
• Disembunyikan, Sosok Ayah Tiri Nagita Slavina Terungkap, Beda Jauh dengan Suami Pertama Rieta Amilia
• Kabut Asap Pagi Ini, Tiga Maskapai Gagal Mendarat di Palembang, Ada yang Berputar 11 Kali
Sontak hal ini pun memantik banyak komentar publik, mulai dari yang menanggapainya secara positif hingga mereka yang memberikan komentar nyinyir.
Bahkan media asing pun turut serta memberikan ulasan perihal merapatnya kubu oposisi untuk menjadi mitra koalisi ini.
Munculnya nama Prabowo Subianto sebagai salah satu kandidat menteri Kabinet Kerja Jilid II seakan menjadi titik perubahan peta politik di tanah air.
Prabowo dinilai akan memiliki pengaruh besar didalam lingkar istana, sesuatu yang bisa jadi membuat Prabowo sebagai "menteri rasa presiden".
Tak mau ketinggalan, warganet beramai-ramai membuat topik terkait Prabowo Subianto yang kini menjadi menteri.
"Hari pertama pak Prabowo di lingkungan @Kemhan_RI
Semoga bapak melakukan apa yg terbaik dr bapak utk bangsa dan negera tercinta..
Barakallah..(emoji)
Menteri rasa Presiden..? (emoji)," tulis akun @JulianaEff
Dan warganet lainnya juga berkomentar.
Terungkap Alasan Besar Jokowi Tunjuk Prabowo Subianto Jadi Menteri Pertahanan
Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menhan, karena Prabowomemiliki pengalaman besar
4 Perbedaan Kabinet Indonesia Maju dengan Kabinet KerjaPresiden Jokowi
Presiden Jokowi memperbolehkan menterinya untuk merangkap jabatan struktutral di partai politik
Presiden Jokowi buka suara menjawab pertanyaan publik, alasannya dirinya menunjuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Dia menjelaskan ingin membangun sebuah demokrasi gotong royong dan di Indonesia tidak ada istilah oposisi seperti di negara lain.
Sehingga orang nomor satu di Indonesia ini merasa, tidak ada salahnya, Prabowo yang pernah bersaing di Pilpres 2019 bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf untuk kebaikan bangsa dan negara.
"Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak dan memang sistem presidential yang kita miliki ini tidak kayak di luar. Biasanya ada dua partai besar, ini ndak. Meskipun dua yang berkompetisi tapi partainya banyak. Kita memang masih menuju pada sebuah proses demokrasi bernegara ke depan," tuturnya, Kamis (24/10/2019) di Istana Merdeka.
Jokowi menilai proses demokrasi di Indonesia menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan.
Terakhir, alasan Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menhan, karena Prabowo memiliki pengalaman besar.
"Ya memang pengalaman besar beliau ada di situ," tegasnya.

4 Perbedaan Kabinet Indonesia Maju dengan Kabinet KerjaPresiden Jokowi
Ada beberapa perbedaan dalam Kabinet Indonesia MajuPresiden Jokowi dengan Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Perbedaan tersebut, beberapa diantaranya adalah dibolehkannya menteri merangkap jabatan partai politik (parpol).
Serta kembalinya Ditjen Pendidikan Tinggi ke Kemendikbud.
Menteri Rangkap Jabatan
Presiden Jokowi memperbolehkan menterinya untuk merangkap jabatan struktutral di partai politik.
Sebelumnya, di periode pertama ia menekankan tidak boleh ada menteri yang rangkap jabatan di kepengurusan partai politik.
Namun kini, menurut Presiden hal tersebut tak masalah setelah melihat pengalaman sebelumnya.
“Dari pengalaman 5 tahun kemarin, baik ketua maupun yang bukan ketua partai, saya melihat yang paling penting adalah bisa membagi waktu dan ternyata juga tidak ada masalah,” kataPresiden Jokowi, setelah melantik Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Rabu (23/10/2019), dikutip Tribunnews.com dari setkab.go.id.
Seperti diketahui, dalam Kabinet Indonesia Maju, saat ini ada tiga ketua umum parpol.
Mereka adalah Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartanto, yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
Kemudian ada Plt Ketua umum PPP, Suharso Monoarfa, yang menjabat sebagai Menteri PPN/Kepala Bapennas.
Juga Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Sementara itu, beberapa nama menteri juga masih ada yang menjadi pengurus di partai masing-masing.
Diantaranya yakni Johnny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika yang saat ini juga merangkap posisi sebagai Sekjen Nasdem.
Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan yang kini juga merangkap posisi Ketua DPP PKB.
Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini, Edhy Prabowo juga masih menjabat Wakil Ketum Gerindra.
• 10 Bulan Berinteraksi dengan Suku Anak Dalam, Perempuan Muda Ini tak Merasa Jenuh, Mereka Asyik Kok
• Calon Pewaris MNC Group Angela Tanoesoedibjo, Dipanggil Presiden Jokowi, Isi Posisi Wakil Menteri!
• Kontestan Indonesian Idol Ini Fans Bunda Maia, Tapi Mirip Mendiang Nike Ardilla, Ini yang Terjadi!
Dikti ke Kemendikbud
Presiden Jokowi juga mengembalikan posisi Pendidikan Tinggi (Dikti) dibawah naungan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Sebelumnya, di Kabinet Kerja, Pendidikan Tinggi berada di dalam naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Kini Pendidikan Tinggi akan ditangani dibawah kepemimpinan Nadiem Makarim yang merupakan Menteri Pendidikan dan Kebuyaan (Mendikbud).
“Dikti, Dikti ada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Iya,” kata Presiden, setelah melantik Kabinet Indonesia Maju.
Sementara itu Nadiem menyatakan, mengurus pendidikan dasar dan menengah sekaligus pendidikan tinggi bukanlah pekerjaan mudah.
Namun demikian, hal tersebut menurutnya merupakan suatu perbaikan dan akan lebih baik karena semua strategi akan terpadu.
"Saya harus jujur tantangannya akan luar biasa, di bawah saya itu juga bukan hanya Mendikbud yang traidsional tapi juga digabung dengan pendidikan tinggi, itu semua terintegrated, tapi itu baik, itu berita baik, karena semua strategi akan terpadu," kata Nadiem, dikutip dari Kompas.com.
Menteri Agama Berlatar Belakang Militer
Presiden Jokowi mengangkat Menteri Agama Jenderal (purn) Fachrul Razi.
Nama Fachrul Razi bukanlah seorang yang berlatar belakang NU atau Muhammadiyah.
Dilansir Tribunnews, Fachrul justru memiliki latar belakang militer, ia tercatat pernah menjadi Wakil Panglima TNI periode 1999-2000.
Dalam tradisi, Menteri Agama biasanya repesentatif dari organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU) ataupun Muhammadiyah.
Menteri sebelumnya juga diisi oleh Lukman Hakim Saifuddin yang merupakan tokoh NU yang pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) periode 1985-1988.
Namun kini, posisi tersebut diisi oleh nama yang mempunyai latar belakang di bidang militer.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Robikin Emhas, mengatakan banyak kiai di berbagai daerah merasa kecewa dengan keputusan Jokowi terkait jabatan Menag.
"Para kiai sudah lama merisaukan fenomena terjadinya pendangkalan pemahaman agama yang ditandai merebaknya sikap intoleran. Lebih tragis lagi, bahkan sikap ekstrem dengan mengatasnamakan agama. Semua di luar kelompoknya kafir dan halal darahnya. Teror adalah di antara ujung pemahaman keagamaan yang keliru seperti ini," katanya.
Namun demikian, ia membantah dan mengatakan para kiai dari Nahdlatul Ulama (NU) tidak melakukan penolakan terhadap dirinya terkait jabatannya saat ini.
"Semua kiai-kiai itu sahabat saya dan misinya sama, bagaimana membangun bangsa yang lebih baik membangun umat yang baik. Jadi enggak mungkin ada penolakan lah," ujar Fachrul di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Oposisi Gabung Pemerintahan
Seperti diketahui, dalam pemilihan umum 2014 dan 2019,Prabowo Subianto bersama Partai Gerindra merupakan rival dariJokowi.
Dilansir Tribunnews, berbeda dengan 2014 yang saat itu meski bertarung di Pilpres dan harus kalah, Gerindra memilih menjadi oposisi.
Namun kini di 2019 situasi berbeda, Gerindra kali ini merapat menjadi koalisi Jokowi di pemerintahannya.
Keduanya menjalani rekonsiliasi politik dan Prabowo bergabung di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
Bahkan Gerindra mendapat dua kursi Menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Beragam tanggapan pun muncul atas sikap Gerindra yang merapat ke pemerintahan Jokowi, ada yang merespon positif ada pula yang menanggapi negatif.
Seperti diketahui ada dua nama Menteri dari Gerindra yakniPrabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Gerindra, menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Selain itu, Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhy Prabowo juga menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.