Breaking News

Update Terkini Gunung Merapi: 6 Kecamatan Terkena Semburan Awan Panas dan Hujan Abu

Update Terkini Gunung Merapi: 6 Kecamatan Terkena Semburan Awan Panas dan Hujan Abu

Editor: Hendra Kusuma
Kompas.com
Update Terkini Gunung Merapi: 6 Kecamatan Terkena Semburan Awan Panas dan Hujan Abu 

Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo max. 70 mm dan durasi ±198.90 detik.

Jarak luncur 2.000 m ke arah hulu kali Gendol. Awan panas guguran Gunung Merapi terjadi pada tanggal 27 Agustus 2019 pukul 18:09 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo max. 70 mm dan durasi ±198.90 detik.

Jarak luncur 2.000 m ke arah hulu kali Gendol. (Tribun/Istimewa) Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan, awan panas letusan Gunung Merapi pada Senin (14/10/2019) pukul 16.31 WIB tersebut disebabkan karena akumulasi gas.

"Tadi sore pukul 16.31 WIB terjadi awan panas letusan Gunung Merapi, dengan tinggi kolom 3.000 meter," ujar Hanik saat ditemui, Senin (14/10/2019).

Untuk status Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan pada level II (Waspada).

2. Lontaran letusan ke segala arah

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait awan panas letusan Gunung Merapi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta,

Menurut Hanik, lontaran letusan ke segala arah. Sedangkan untuk arah awan panas tidak terlihat secara visual.

Namun, jika dilihat dari durasinya, jarak luncur awan panas tidak lebih dari 3 kilometer.

"Ini adalah lontaran ke segala arah, tapi untuk abu teridentifikasi adanya letusan abu sampai jarak sekitar maksimal 25 kilometer dengan intensitas tipis," ucapnya.

3. Karakter awan panas mirip letusan di bulan September

Puncak Gunung Merapi Dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten. Puncak Gunung Merapi Dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten.

Selain itu, Hanik menambahkan, karakter awan panas letusan sama dengan tanggal 22 September 2019 lalu. Hanya untuk awan panas letusan kali ini lebih besar.

"Kemarin kan tinggi kolomnya 800 meter, nah ini 3.000 meter. Kalau penyebabnya akumulasi gas," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved