Kapolres OKI Datangi Tempat yang Diduga Simpan Harta Karun, Sampai-sampai ke Toko Emas
Kapolres OKI bersama rombongan mendatangi lokasi yang tengah heboh lantaran ada kabar temuan harta karun Kerajaan Sriwijaya.
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Kabar mengenai penemuan harta karun benda purbakala hingga kini masih menghebohkan.
Harta karun yang dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya, mulai dari cincin, serbuk emas, hingga guci di wilayah Kecamatan Cengal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.
Seperti di kanal milik PT Bumi Mekar Hijau di Sungai Serdang Desa Kuala Sungai Jeruju Cengal. Dimana warga datang dengan alat seadanya berburu harta karun dimaksud.
Menyikapi hal ini, Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering Ilir (OKI) turun langsung melakukan pembuktian, pada Minggu (6/10).
Alhasil, setelah menempuh perjalanan melalui jalur darat selama 6 jam dan 1 jam jalur sungai, tibalah rombongan yang dipimpin langsung oleh Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syaputra didampingi Wakapolres Kompol Janton Silaban bersama PJU Polres OKI di lokasi penemuan harta karun tersebut.
"Di lokasi Sungai Serdang yang selama ini ramai dibicarakan orang, ternyata tinggal 2 orang lagi yang masih ada disana. Dan informasi dari mereka, tidak mendapatkan hasil seperti diinformasikan dalam media sosial," ungkap Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syaputra saat ditemui, Selasa (8/10/2019).
Kami juga bertanya kepada warga sekitar, terutama yang punya ketek, karena selalu berinteraksi mengantarkan warga.
Kata Kapolres lagi, tukang perahu ketek pun berkata tidak pernah sama sekali melihat perhiasan didapatkan oleh orang-orang yang mencari disana.
"Patut dipahami kalau di lokasi itu masih banyak orang, berarti mungkin dapat.
Tetapi kalau sudah tidak ada orang, berarti memang tidak ada temuan-temuan yang cukup berharga, sehingga mereka mau bertahan disana," tuturnya
Untuk memuaskan hati, masih kata Kapolres, rombongan pun bergeser ke Desa Sungai Jeruju yang menurut informasi, katanya ada orang membeli emas unik.
Kata dia, unik ini mungkin berbentuk ada nilai-nilai tertentu.
"Setelah didatangi kesana dan ditanyai yang bersangkutan, ternyata tidak diketahui asalnya darimana dan yang menjualnya pun siapa, warga mana. Karena katanya cuma bertemu di kalangan Desa Sungai Jeruju,"
"Saat pertama bertemu tidak dijual, karena tidak memerlukan uang. Tetapi satu pekan kemudian pas ketemu lagi, baru dijual," katanya.
"Kenapa tidak menjual pada saat bertemu pertama kali, apakah ini tanda-tanda ia ingin menaikkan harga. Karenakan umumnya, apabila orang jual emas tanpa surat harganya turun.