Sidang Militer Prada DP
Prada DP Dianggap Posesif dan Pernah Bekap Vera Oktaria Berikut Fakta yang Diungkap Oditur Militer
Possesif dan Cemburu Berat Prada DP Berikut Fakta-Fakta yang Diungkap Oditur Pengadilan Militer
Posesif dan Cemburu Berat Prada DP Berikut Fakta-Fakta yang Diungkap Oditur Pengadilan Militer
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Fakta-fakta lain yang bertentangan dengan pengakuan Prada DP dan menjadi fakta baru justru diungkapkan oleh Oditur atau Jaksa pada Pengadilan Militer, yang menegaskan jika terdakwa memiliki sifat posesif dan cemburu.
Fakta-fakta itu terekam jelas sebagaimana dibacakan oleh Oditur berdasarkan pengakuan beberapa saksi seperti diantaranya, saksi Imelda Wulandari yang disebut-sebut teman Vera Oktaria dan juga Prada DP.
Dalam penuntutan yang dibacakan oleh Oditur Edwar Butarbutar itu, terungkap pula beberapa sikap dan perlakuan Prada DP selama berpacaran dengan Vera Oktaria, yang mengarahkan kepada dua kata diatas yakni Posesif dan Cemburu kepada Vera Oktaria.
Meski Prada DP mengakui, dia membunuh dan memutilasi Vera Oktaria karena korban mengaku hamil, namun semua pengakuan itu terbantahkan, dengan tuntutan seumur hidup yang dilayangkan oleh Oditur atau Jaksa pada Militer.
Oditur militer atau jaksa pada pengadilan militer menuntut hukuman seumur hidup Prada Deri Pramana/Prada DP.
Prada DP dianggap oditur secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana.
Mentahkan Alasan Prada DP yang Emosi karena Vera Hamil
Paling tidak ada 17 hal yang menjadi indikasi dan fakta yang menguatkan tuntutan dari oditur soal pembunuhan berencana.
Meski pada persidangan sebelumnya Prada DP membantah ia membunuh Vera dengan berencana. Ia mengaku membunuh karena emosi saat Vera mengaku hamil.
Padahal saat itu Vera dan Prada DP sudah lama tak berhubungan badan. Prada DP menganggap Vera berselingkuh dan langsung emosi.
Oditur tak percaya dengan pengakuan Prada DP
Berikut point-point yang menjadikan indikasi kuat pembunuhan berencana menurut oditur yang dibacakan di persidangan:
"Benar selama berpacaran beberapa kali bertengkar, empat kali bahkan hanphone Vera dihancurkan," kata Oditur.
Oditur juga memaparkan fakta bahwa pernah didapati Prada DP bertengkar dan kedapatan membekap korban di rumah korban.
Pertengkaran ini disaksikan oleh saksi Imelda Wulandari.
Mengaku Banyak Sakit Hati Pada Vera Oktaria
Prada DP banyak menyimpan sakit hati pada Vera Oktaria.
"Sekira awal April 2019 korban tak hadir saat pelantikan di Rindam 2. Alasannya training Indomaret," kata Oditur Edwar Butarbutar. Hal ini membuat Prada DP kecewa.
Selanjutnya pada 17 April 2019, Prada DP cuti dari tugas dan menemui Vera Oktaria di rumahnya. Saat itu Prada DP mengajak Vera keluar tapi ditolak.
Sempat bertengkar sampai ibu korban marah dan mengusir Prada DP. Di sini Prada DP kembali kecewa.
Prada Sakit Hati Karena Korban Menolak HP darinya
Lalu pada 20 April 2019 saat akan berangkat melanjutkan pendidikan di Baturaja, Prada DP datang ke rumah korban untuk pamit.
"Saat itu terdakwa mengambil handphone lipat yang diberikan terdakwa kepada korban dan menggantinya dengan handpone Oppo Android dengan maksud agar bisa berkomunikasi lewat video call, namun korban tidak mau menerimanya sehingga terdakwa kecewa dan sakit hati," kata Oditur lagi.
Masih pada bula April 2019, korban pernah bercerita pada saksi Imelda, bahwa Prada DP pernah bilang lebih baik membunuh Vera daripada di ambil orang lain.
Pernah Lari dari Latpur Rindam
Di tanggal 3 Mei, terdakwa lari dari Latpur Rindam 2 Sriwijaya dan keesokan harinya tiba di Palembang.
Oditur menyebutkan, saat ditangkap Prada DP dalam BAP pernah mengaku ia lari dari pendidikan karena curiga korban sudah punya pacar lain. Prada DP ingin ke Palembang untuk membuktikannya.
Fakta ini berbeda dengan pengakuan Prada DP yang mengaku lari dari pendidikan akrena takut ketinggian dan trauma.
Serli Wanita Lain yang Turut Ungkap Prada DP Sakit Hati kepada Vera Oktaria
Lalu pada tanggal 4 Mei 2019 pukul 11.00 WIB oditur menyebutkan Prada DP tinggal di tempat kos lorong Banten 5 dan bertemu dengan Serli. Di sana ia empat kali berhubungan badan dengan Serli.
Bukan cuma perkara hubungan badan itu yang menjadi indikasi kuat pembunuhan berencana. Dari Serli-lah oditur mendapatkan fakta bahwa Prada DP pernah bilang Vera tak tahu terimakasih.
Selama pertemuan dengan Serli, Prada DP bercerita pada Serli bahwa Vera Oktaria tak tahu terimakasih padahal sudah dibelikan ponsel 4 kali, dibayari sekolah dan sering dibawakan makanan.
Selanjutnya pada tanggal 7 Mei 2019, Prada DP menghubungi Vera Oktaria dan berhasil.
Moment Krusial Pembunuhan Terhadap Vera
Ini adalah momen-momen krusial pembunuhan berencana itu. Karena Prada DP mengajak Vera bertemu dan tempat pertemuannya ialah di Stasiun Kertapati.
"Terdakwa mengajak bertemu di stasiun Kertapati agar seolah-olah ia baru tiba dari Baturaja ke Palembang," katanya. Padahal Prada DP sudah lama berada di Palembang.
Pada pukul 20.00 di hari yang sama 7 Mei, Vera menghubungi Prada DP dengan bertanya " kamu dimana?'
Prada DP membaca pesan itu tapi tak buru-buru menjawab.
Ia lalu menghubungi temannya Putra Baladewa dan meminta diantarkan ke Stasiun Kertapati Palembang. Ia membawa tas ransel hitam layaknya orang yang baru tiba.
Prada DP dan Vera lalu pergi ke Jembatan Ampera Palembang. Sampai di sana Prada DP lalu membawa Vera lagi menuju Sungai Lilin. Dalihnya untuk bertemu dengan bibi Prada DP bernama Elsa.
Sudah Rencanakan Pembunuhan
Di sinilah point penting lagi bahwa indikasi kuat Prada DP merencanakan pembunuhan.
Prada DP menurut Oditur sengaja membawa nama Elsa dan mengajak Vera ke sana karena Vera kenal dan akrab dengan Elsa.
Tapi Prada DP berbohong, rumah Elsa bukan di Sungai Lilin tapi di Betung yang jaraknya 60m kilometer sebelum Sungai Lilin.
Prada DP memilih Sungai Lilin karena ingin membawa Vera ke hotel di sana dan di Sungai Lilin jauh dari rumah Vera.
Selain itu rencana pembunuhan jadi semakin mudah karena Prada DP punya sejumlah paman yang tinggal di sana misalnya, Dodi dan Teguh.
"Tujuannya ke Sungai Lilin saat di BAP terdakwa mengaku untuk cari penginapan dan memeriksa handpohone korban. Jika ada foto laki-laki maka korban akan dibunuh. Sungai Lilin jauh dari rumah korban (Palembang) dia juga banyak keluarga di sana," kata Oditur.
Bukti pembunuhan berencana juga terlihat saat itu Prada DP dan Vera sempat beristirahat di Betung untuk Vera makan sahur.
Jika memang ingin ke rumah Elsa pastinya Prada DP langsung mengajak ke rumah Elsa, namun Prada DP malah membawa ke Sungai Lilin dan pura-pura lupa di mana rumah Elsa agar bisa membawa Vera ke Penginapan.