Kisah Saddam Al-Jamal, Pemimpin Senior ISIS yang Kejam, Bakar Tawanan Sambil Live Streaming!
Kisah Kekejaman Salah Satu Pemimpin ISIS Saddam Al-Jamal, Ia Bakar Tawanannya Sambil Live Streaming
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Welly Hadinata
Kisah Kekejaman Salah Satu Pemimpin ISIS Saddam Al-Jamal, Ia Bakar Tawanannya Sambil Live Streaming
SRIPOKU.COM - Saddam al-Jamal merupakan pimpinan ISIS yang dikenal brutal bahkan pernah membakar tawananya hidup-hidup di dalam kurungan.
Sikap sadis dan kejam memang sering ditunjukan oleh kelompok ISIS, Jaringan teroris ini tak segan untuk menyiksa dan membunuh para tawanannya.
Salah satu sosok dibalik eksekusi tawanan ISIS dengan cara kejam adalah Saddam Al-Jamal.

Saddam Al-Jamal, Pemimpin ISIS ini tak segan melakukan aksi kejam pada semua orang yang ia anggap bersalah.
Ia tak segan memenggal kepala seseorang yang ia anggap bersalah atau menjatuhkannyadari gedung tinggi sambil melakukan live streaming.
• Hari Ini Harga Emas Antam Turun Tipis, Senilai Rp 756.000 per Gram
• Pulang dari Serang Sriwijaya FC akan langsung Gas Poll gelar Jamuan untuk Cilegon United
• Jelang Laga Real Betis vs Barcelona La Liga Spanyol: Lionel Messi Sudah Kembali Latihan
• Fakta MotoGP Inggris 2019 - Persaingan Terbuka, 5 Raja Hadir di 5 Balapan Terakhir
Melansir dari laman berita Grid.ID, empat di antara pemimpin senior ISIS berhasil ditangkap pada pekan lalu oleh pasukan keamanan Irak, setelah mereka dibujuk ke luar dari Suriah untuk ke Irak melalui pesan Telegram palsu.
Saddam Al-Jamal Dianggap Pemimpin Senior ISIS Paling Kejam

Di antara empat pemimpin senior ISIS yang berhasil ditangkap, Saddam al-Jamal dianggap sebagai pemimpin ISIS yang paling brutal.
Saddam Al-Jamal mendapatkan reputasipaling kejam sebagai pemimpin ISIS dengan yang suka “memenggal tawanan”.
Dinas keamanan Yordania percaya bahwa Saddam al-Jamal adalah dalang dari pembunuhan brutal terhadap pilot jatuh Muath al-Kasasbeh pada tahun 2015.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Al-Kasasbeh adalah pilot Angkatan Udara Kerajaan Yordania yang ditembak jatuh di Raqqa, Suriah, pada bulan Desember 2014.
Beberapa minggu kemudian, ISIS merilis video online yang menunjukkan bahwa pria 26 tahun tersebut dibakar hidup-hidup dalam sangkar.
Apa Itu ISIS
Negara Islam atau yang juga dikenal sebagai ISIS adalah kelompok Islam radikal yang mencaplok banyak wilayah di Suriah timur serta Irak utara dan barat.
Strategi brutalnya, termasuk pembunuhan massal dan penculikan anggota kelompok keagamaan dan suku, di samping pemenggalan tentara dan wartawan, memicu kekhawatiran dan kemarahan di dunia dan campur tangan militer Amerika Serikat.
Melansir dari laman berita Kompas.com, Kelompok ini berkeinginan mendirikan sebuah "khilafah", sebuah negara yang dikuasai satu pemimpin keagamaan dan politik menurut hukum Islam atau syariah.
Meskipun saat ini terbatas di Irak dan Suriah, ISIS bertekad akan "menerobos perbatasan" Yordania dan Lebanon dan "memerdekakan" Palestina.

Mereka mendapatkan dukungan warga Islam di dunia yang menyatakan kesetiaan kepada pemimpinnya, Ibrahim Awad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai atau Abu Bakr al-Baghdadi.
• Nikita Mirzani Berurai Air Mata, Dirinya Dituding Menelantarkan Anak Oleh Mantan Suaminya Sajad Ukra
• Jadwal Liga Italia 2019 Pekan 1, Parma vs Juventus Akhir Pekan Ini Via Live Streaming Bein Sports 2
• Bupati OKU Selatan Popo Ali Harapkan Dukungan Anggota DPRD OKUS Periode 2019-2024 yang Baru Dilantik
Asal Usul Adanya ISIS
Asal usul ISIS Cikal bakal ISIS adalah almarhum Abu Musab al-Zarqawi, warga Yordania yang mendirikan Tawhid wa al-Jihad di tahun 2002.
Setahun setelah invasi Irak yang dipimpin Amerika Serikat, Zarqawi menyatakan dukungan kepada Osama Bin Laden dan membentuk Al Qaeda di Iraq (AQI).
Taktik Zarqawi dipandang pemimpin Al-Qaida sebagai terlalu ekstrem.
Tahun 2006, AQI mendirikan organisasi Negara Islam di Irak (ISI) yang kemudian melemah karena peningkatan pasukan AS dan pendirian dewan Kebangkitan oleh suku Arab Sunni yang menolak kebrutalan.
Setelah menjadi pemimpin di tahun 2010, Baghdadi membangun kembali ISI.
Mereka bergabung dalam pemberontakan menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, mendirikan Front al-Nusra.
April 2013, Baghdadi mengumumkan penggabungan pasukannya di Irak dan Suriah dan diciptakannya Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS).
Juni 2014, ISIS menguasai kota Mosul, dan maju ke selatan menuju Baghdad.
Pada akhir bulan Juni, setelah mengkonsilidasi penguasaan beberapa kota, ISIS menyatakan pendirian khalifah dan mengubah nama menjadi Negara Islam (Daulah Islamiyah).