Begini Alasan Orang Tua Rahmadi Kurung Anaknya dalam Kotak dan Terisolasi Hingga Kurang Gizi

Begini Alasan Orang Tua Rahmadi Kurung Anaknya dalam Kotak dan Terisolasi Hingga Kurang Gizi

Penulis: Reigan Riangga | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM/REIGAN
Rahmadi (baju merah) saat digendong ayahnya dan dikembalikan ke pihak keluarga. 

Begini Alasan Orang Tua Rahmadi Kurung Anaknya dalam Kotak dan Terisolasi Hingga Kurang Gizi

SRIPOKU.COM, PALI-Alasan ekonomi dan 2 alasan lainnya membuat Rahmadi dikurung kedua orang tuanya dalam kotak hingga kerdil dan kekurangan gizi.

Ternyata kedua orang tuanya kurang paham jika menelantarkan Rahmadi anaknya yang kini berusia 17 tahun tetapi terbelakang mental itu, bisa dipenjara.

Juga karena himpitan ekonomi maka mereka tak bisa menjaga Rahmadi selama 24 jam, sementara mereka berdua kesulitan merawat Rahmadi yang harus ditinggal sendiri di rumah.

Sebab, mereka taku jika ditinggal sendirian di rumah tanpa dikurung, maka Rahmadi bisa keluyuran.

Akibatnya, selama tiga tahun terkurung dalam kotak, diberi makan seadanya hingga alami gizi buruk membuat Rahmadi sangat menderita.

Rahmadi yang memiliki keterbelakangan mental itu memang dikucilkan keluar dan orang tuanya yang tak mau mengurus Rahmadi yang sudah berusia 17 tahun ini.

Namun semua penderitaan Rahmadi itu setidaknya berakhir, sebab  pria yang tercatat sebagai warga Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir) ini dijemput orang tuanya.

Seperti diketahui, Rahmadi memang mengalami  gizi buruk akibat dikurung layaknya dalam kandang kambing oleh orang tua kandung sendiri akhirnya terjawab.

Rahmadi akhirnya dikembalikan dan tinggal bersama orang tua kandungnya.

Hal ini dipastikan usai adanya mediasi antara Dinas Sosial PALI, Dinas Pemberdaaan Perempuan dan Perlindungan Anak PALI, Dinkes diwakili Puskesmas Desa Sungai Baung, Kades Sungai Baung serta kedua orang tua kandung dari Rahmadi, Kamis (22/8/2019).

Namun begitu, dari media tersebut ada kesepakan yang harus dijalankan pihak keluarga orang tua dari Rahmadi.

"Jika mereka (orang tua Rahmadi) masih melakukan hal sama (mengurung dan memukul) anaknya, maka mereka siap diproses secara hukum. Itu tertuang dalam surat perjanjian yang dibuat," ungkap Fahruddin, Kepala Bidang Sosial dan Rehabilitasi Dinas Sosial PALI, Kamis.

Menurut dia, orang tua Rahmadi melakukan perbuatan menelantarkan anak lantaran tidak mengetahui kalau bisa dikenakan hukum pidana UUD Perlindungan Anak.

"Jadi, setelah kita mediasi dan melakukan pendekatan, penyuluhan dan pencerahan secara persuasif pada orang tua, dalam surat perjanjian itu mereka bersedia mengurus dan merawat kembali anaknya dengan baik," jelasnya.

Sementara, Bari (50) dan Warti (48) orang tua Rahmadi mengaku tega mengurung anaknya, takut terjadi hal tidak diinginkan jika ditinggalkan sendirian dirumah.

Karena, kata Bari, akibat tuntutan untuk membiayai ekonomi kehidupan mereka, dirinya bersama sang istri sejak pagi sudah pergi kekebun untuk menyadap karet.

"Kalau ditinggalkan sendirian, dia (Rahmadi) suka keluyuran. Jadi, takutnya kalau main kejalan bisa tertabrak kendaraan," katanya.

Selain itu, dirinya mengurung Rahmadi di belakang rumah dalam kotak layaknya sebuah kandang kambing, lantaran tidak percaya jika bisa ditinggal sendirian.

Hal ini lantaran kondisi Rahmadi yang mengalami gangguan keterbelakangan mental serta tunawicara.

"Kalau ditinggal sendirian di rumah, kami juga takut terjadi apa-apa. Karena dia (Rahmadi) suka sembarangan pegang barang," katanya.

===

Rahmadi 3 Tahun Dikurung dalam Kotak dan Diterlantarkan, Tubuh Warga Sungai Baung PALI 3 ini kemudian mengecil,

Tubuhnya menjadi kerdil karena Dikurung dalam kotak Bak dalam Kandang Kambing.

Kondisi ini makin perparah karena Rahmadi memang memiliki keterbelakangan mental dan tak dikehendaki oleh keluarganya.

Kondisi mengenaskan Rahmad terungkap setelah  warga Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir), Rabu (21/8/2019) melaporkan kondisinya ke pihak berwenang.

Rahmad sudah berusia 17 tahun namun kondisi tubuhnya kerdil, sebab, selama lebih kurang tiga (3) tahun dirinya harus menjalani hidup dikurung dalam kotak bak dalam kandang kambing oleh orang tua kandungnya sendiri.

Kondisi diperparah lantaran tempat Rahmadi dikurung di kunci dari luar, sehingga tempat makan saat diberi orang tua menjadi tergabung dengan tempat buang air baik air kecil maupun buang air besar.

Memiliki kondisi keterbelakangan mental dan tunawicara membuat Rahmadi harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PALI lantaran diduga mengalami gizi buruk.

"Kasihan, selain dikurung, dia (Rahmadi) juga kerap dipukuli oleh orang tuanya," ungkap Ponira (75) tetangga Rahmadi dijumpai di RSUD PALI, Rabu.

Menurutnya, kondisi demikian sudah terjadi sejak Almarhumah Nyami (50) orang tua angkat Rahmadi meninggal dunia pada tahun 2016 lalu.

Lantaran, Rahmadi sejak kecil sudah diasuh orang tua angkatnya dan tinggal di Pulau Jawa sebelum dipulangkan ke orang tua kandungnya di Desa Sungai Baung.

Sebelum dikurung, lanjutnya, Rahmadi juga ditinggalkan di bawah pohon pisang.

"Kami tidak tega, melihat Rahmadi madan dan BAB ditempat yang sama. Saat kami lihat kondisinya semakin memprihatinkan kami berinisiatif langsung membawa ke rumah sakit," jelasnya sambil meneteskan air mata.

Sementara, dr Fadly yang memberikan perawatan darurat terhadap Rahmadi di RSUD Talang Ubi berkata, bahwa pihaknya sudah melakukan perawatan dan melakukan pengecekan terhadap gizi yang dialami Rahmadi.

"Untuk penanganannya nanti akan dialihkan ke dokter ahli gizi. Sementara itu kita sudah berikat nutrisi sesuai dengan asupan gizinya," ungkap dr Fadly.

Menurutnya, dengan berat serta tinggi badan Rahmadi saat ini memang tidak sesuai untuk anak berusia 17 tahun.

"Dari itu, pola gizi serta perawatan sangat penting dilakukan. Selain pemulihannya membutuhkan waktu lama," ungkapnya.

Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved