Fakta Makanan Khas Aceh Jenis Bubur Ini Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya, Namanya Bikin Pangling!
Fakta unik makanan khas daerah Aceh 'Memek' yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia 2019.
Penulis: Ayu Vinesya | Editor: Welly Hadinata
Pisang kemudian ditumbuk kasar lalu dicampur dan dimasak dengan beras ketan yang sudah disangrai, santan, dan gula.
• Viral Anggota DPRD Muratara Ingin Pindahkan Satu Kecamatan, Begini Alasan Sebenarnya
• Unik dan Aneh, Deretan Makanan dan Minuman Ini Gunakan Boba atau Bola Tapioka Sebagai Topping
• Keberanian Putri Ibas & Aliya Rajasa Disebut Mirip Ani Yudhoyono, Reaksi Annisa Yudhoyono Disoroti
Proses pembuatan makanan ini memakan waktu sekitar satu jam.
Setelah matang, memek akan berbentuk seperti bubur.
Umumnya, masyarakat Aceh menggunakan pisang kepok atau pisang raja sebagai bahan utama.
2. Asal-usul nama 'Memek'
Meski berkonotasi negatif, bagi masyarakat asli Simeulue, nama makanan ini sebenarnya memiliki arti mengunyah atau menggigit.
Zaman dulu, leluhur masyarakat Simeulue sering mengunyah beras ketan yang dicampur pisang sehingga muncul istilah "mamemek".
• Inilah 2 Ajudan Presiden Joko Widodo, Kerap Jadi Tukang Foto Sampai Dengar Curhat Rahasia Presiden
• Mengisi Kemerdekaan Melalui Budaya Literasi
• Sosok Dua Polisi Jatanras Berambut Gondrong dan Viral di Medsos, Katim Hergon dan Jacklyn Choppers
3. Telah ada sejak zaman kerajaan
Tercatat sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia, makanan daerah satu ini ternyata sudah eksis sejak zaman kerajaan.
Dijual dengan harga Rp5ribu, kamu dapat menyantap makanan ini selagi hangat.
4. Dihidangkan saat momen tertentu
Termasuk makanan yang cukup spesial, memek hanya dapat ditemui di beberapa perayaan/momen tertentu.
Salah satu perayaan/momen tersebut adalah Ramadan.
Masyarakat Aceh umumnya menyajikan memek di rumah untuk disantap bersama keluarga.
Selain itu, memek juga menjadi jamuan wajib ketika ada tamu pemerintahan atau orang penting yang datang ke Simeulue.
