Main di Warnet 24 Jam Tanpa Makan Minum Berpotensi Kena Stroke dan Tak Bisa Bicara Normal
Kebiasaan nongkrong di Warnet tanpa kenal waktu bisa berpotensi berbagai penyakit sepert stroke dan kemampuan bicara.
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Kemudian, pria ini harus mendapatkan pengobatan dan rehabilitasi selama setengah tahun sebelum akhirnya ia bisa menggunakan kursi roda sendiri.
Sayangnya, dokter mengatakan akan sulit untuk dirinya kembali berbicara normal.
Dokter mengatakan, meski rata-rata penderita stroke pada pria terjadi di kisaran usia 64,5 tahun dan wanita sekitar 68,5 tahun, namun semakin ke sini usia penderita stroke jadi makin muda.

Stroke juga menyerang dewasa muda
Angka kejadian stroke di Indonesia bahkan semakin meningkat, termasuk pada orang berusia yang semakin muda di bawah 50 dan 40 tahun.
Peningkatan tersebut terpapar dalam Riset Kesehatan Dasar 2018.
Namun seiring bertambahnya usia, terlihat bahwa risiko kejadian stroke semakin besar.
Melalui perbandingan data lima tahun lalu, angka stroke naik pada setiap jenjang usia.
Misalnya, kini di usia 45-54 tahun angka kejadian mencapai 14,2 per mil yang artinya pada setiap 1000 orang ada 14 orang yang terkena stroke.
Pada rentang usia selanjutnya di 56-64 tahun, kejadian stroke jadi 32,4 per mil.
Menurut Vivien Puspitasari, Sp.S., dalam wawancara dengan kompas.com pada Februari 2019, penyebab peningkatan tersebut yakni faktor risiko stroke yang juga semakin banyak.
Faktor risiko yang memicu stroke antara lain diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok sejak muda.
Dampak dari pola hidup yang tidak sehat akan terasa seiring bertambahnya usia dan menimbulkan faktor risiko stroke ini.
“Faktor risiko stroke memicu adanya penyumbatan di pembuluh darah otak.”
“Contohnya kolesterol bisa membuat penumpukan lemak dan gumpalan darah penyempitan pembuluh darah,” ujar Vivien.
Bahayanya lagi, kejadian stroke selalu muncul mendadak, tanpa ada tanda-tanda tertentu. Bentuknya bisa berupa stroke ringan bisa pula stroke berat.
Bisa disebabkan adanya penyumbatan di pembuluh darah otak, bisa juga karena adanya perdarahan akibat pembuluh darah otak yang pecah.