Mahasiswa Termuda di Kanada
Putra Indonesia Usia 12 Tahun Jadi Mahasiswa Termuda di Kanada
Tidak seperti suasana perkuliahan pada umumnya yang rata-rata mahasiswanya tamatan SLTA –usia terkecil.
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
"Memberikan kesempatan kepada bocah 12 tahun, kami rasa, membuat kami harus memberikan lebih banyak panduan untuknya," kata Andre Jardin, dari bagian pendaftaran di universitas itu.
Sebagai contoh, kata Jardin, Diki mungkin akan terhubung langsung dengan penasihat pendidikannya.
Selain itu, pada staf di universitas pun akan melakukan hubungan berkala dengan keluarga Diki.
"Kami hanya memastikan bahwa integrasi sosial dan pengalaman luar biasa yang ada di depan dia akan berlangsung baik, seperti siswa lain," ujar Jardin.
Diki masuk dalam program pendidikan ini untuk masa empat tahun. Artinya, saat lulus nanti pun usia Diki bahkan belum cukup untuk mengajukan pembuatan surat izin mengemudi, di Ontario.
Diki mengaku sudah membuat rencana tentang apa yang akan dia capai pada jenjang perguruan tinggi ini. Salah satu ide dia adalah menciptakan sumber energi yang lebih murah dan bisa diperbarui.
"Saya ingin mengubah dunia," kata Diki.
"Saya masih muda, dan saya masih memiliki waktu yang panjang," sambung dia.
Jardin lalu mengatakan, pihak sekolah mengambil keputusan untuk Diki tanpa memperhatikan informasi personal, seperti umur dan jenis kelamin.
Aplikasi Diki disetujui sebelum ada orang di sekolah itu menyadari usia Diki.
"Dia telah melampaui jenjang yang fenomenal," kata Jardin.
Diki bahkan mencapai nilai yang lebih tinggi dari sejumlah kandidat lain untuk bisa diterima di Universitas Waterloo tahun ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diki, Bocah Indonesia Usia 12 Tahun Jadi Mahasiswa Termuda di Universitas Waterloo"