Semut Tomcat Sebabkan Infeksi Kulit, Ternyata Ini Asal dan Cara Mencegahnya dengan Bahan Alami
Serangga tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
Individu yang terkena mungkin secara tidak sengaja mentransfer cairan paederin ke area lain dari tubuh, seperti alat kelamin atau wajah.
Jika cairan tersebut terkena tangan dan penderita menggosok mata di daerah sekitar mata maka akan terjadi konjungtivitis kejadi ini pernah dilaporkan di Afrika timur yang disebit dengan istilah "Nairobi eye".
Serangga tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung.
Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain yang tercemar oleh racun tomcat tersebut.
Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei, sarung bantal, handuk maupun alat-alat yang diduga terkena racun tomcat harus dibersihkan.
• Inilah Alasannya Kenapa Orang Jepang Suka dengan Tenaga Kerja Asal Indonesia
• Wanita Yang Memiliki 8 Ciri-Ciri Berikut Ini Rentan Selingkuh Dan Tak Kuat Menahan Godaan
• Pernah Ditipu, Ini Alasan Zaskia Gotik tak Mau Kenalkan Calonnya ke Ortu, Masa Lalu Terungkap!
Pencegahan dan penanganan
Hindari kontak langsung dengan hewan ini.
Kontak langsung dengan hewan ini sama saja dengan menempelkan kulit pada racun.
Biasanya kulit akan terasa panas disusul dengan munculnya bintik-bintik gatal, berair dan juga bekas hitam di kulit.
Bila Anda ingin menyingkirkannya, gunakan kertas atau meniupnya, jangan langsung memegangnya dengan tangan.
Jika kulit terkena racun tomcat segeralah dicuci menggunakan sabun, jangan dioles odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon, karena hasilnya akan memperparah reaksi inflamasi pada kulit.
Pengobatan awal yang utama adalah menghilangkan iritasi dan kontak dengan zat paederin dengan dengan mencuci daerah tersebut dengan sabun dan air sebersih mungkin.
Area yang melepuh harus ditangani dengan membasahi basah dingin, diikuti dengan steroid topikal kuat seperti hydrocortisone 1% salep betametasone atau salep anti radang lainnya.
Pemberian antibiotika tidak diperlukan bila tidak ada tanda infeksi sekunder.
Pemberian salep acyclovir tidak ada relevansinya dengan gangguan ini, karena acyclovir untuk penyakit yang disebabkan karena virus.