Kasus Pembunuhan Pendeta di Sungai Baung

SEDANG BERLANGSUNG LIVE STREAMING Kapolda Sumsel Rilis Dua Tersangka Pembunuh Vikaris Melinda Zidemi

Dua orang buronan kasus pembunuhan seorang vikaris atau calon pendeta bernama Melinda Zidemi (24) di Sungai Baung, berhasil diamankan

Editor: Sudarwan
KOLASE SRIPOKU.COM/HARIS WIDODO/ISTIMEWA
(Foto kiri) Kedua pelaku pembunuhan Vikaris atau Calon Pendeta telah tiba RS Bhayangkara pada pukul 22.00 malam, mereka berdua merupakan warga SP Padang yang bernama Nang(Pakek kaos singlet hitam) dan Hendri (tidak Pakek baju), Kamis (28/3/2019). (Foto kanan) Melinda Zidemi semasa hidup. 

Jenazahnya yang sudah terbujur kaku tersebut akan menuju Padang, Sumatera Barat sebelum akhirnya menempuh jalur laut ke Nias Selatan.

"Jenazah sudah berangkat melalui jalur darat ke Nias Selatan. Nanti stop di Padang baru perjalanan kapal ke Kampung Halaman," ujar sepupu korban Arisman Manai saat ditemui di Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) Sekojo.

Ratusan pelayat yang merupakan jamaat dan warga Nias Selatan yang berada di Palembang hadir melepas kepergian korban.

Tiur, salah satu majelis di tempat korban pernah magang, mengakui jika keseharian korban selama ini sangat ramah.

"Sering saya ngobrol sama Melinda. Anaknya kalem dan benar-benar bekerja melayani umat. Dia agak pendiam dan ramah. Kalau berkhotbah dia pintar," jelasnya.

5. Cerita Teman Korban

Teman akrab korban Dewistina Finowa (24) masih tidak menyangka jika teman akrabnya tersebut harus meregang nyawa saat mengabdi di jalan Tuhan.

Dewistina merupakan teman korban waktu bersama-sama belajar di Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang (STTIP) Sekojo yang terletak di jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Ilir Timur 2 Palembang.

"Saya belum sebulan ini ketemu sama Melinda. Karena kesibukan kami masing-masing kami jarang ketemu."

"Tepatnya, sekitar 2 minggu lalu. Dia ngajak saya ke pasar 16, saya tau kalau dia (korban) senang jalan ke pasar 16. Akhirnya saya janjian lah ketemu di Sekojo," ujarnya, Rabu (27/3).

Kedekatan Melinda dan Dewi sendiri karena keduanya merupakan mahasiswa satu angkatan yang belajar di STTIP.

Keduanya juga berasal dari Nias dan merupakan teman satu asrama.

"Kami ini dekat sudah seperti keluarga. Sama-sama dari Nias, satu tingkat, dan satu asrama."

"Namun setelah lulus, penugasan kami berbeda. Melinda di Sungai Baung, saya di Palembang," ujarnya.

Selama bertugas di Sungai Baung, Melinda dan Dewi jarang berkomunikasi hal itu didasarkan kesibukan masing-masing dalam bertugas.

"Dia gak pernah ngeluh tinggal di sana. Nyaman-nyaman aja katanya," ungkapnya.

6. Polisi Temukan Bukti Baru

Kasus pembunuhan terhadap Melinda Zidemi menjadi atensi serius Polres OKI dan Polda Sumsel guna mengungkap kasus pembunuhan tersebut.

Bahkan Tim gabungan juga sempat menurunkan anjing pelacak ke lokasi kejadian.

Hal itu diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara melalui Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi saat dikonfirmasi, Rabu (27/3/2019).

Menurutnya, usai ditemukannya korban pihak kepolisian langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan dengan memeriksa tempat kejadian dan mengumpulkan bukti.

"Dan hari ini sesuai perintah Kapolda Sumsel, Tim Jatanras dan K9 Sabhara Polda Sumsel menurunkan anjing pelacak bersama Satreskrim Polres OKI guna kembali melakukan olah TKP ulang di lokasi kejadian untuk mencari petunjuk dan bukti."

"Hal itu berguna untuk mengungkap pelakunya dibalil pembunuhan tersebut," jelasnya.

Lanjutnya, dari hasil visum yang dilakukan oleh pihak dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, ditemukan tanda kekerasan yang membuat korban meninggal dunia.

"Hasil visum luar, korban tewas karena dicekik. Sebab di leher korban terdapat luka memar bekas cekikan dan lidah korban patah, hingga korban dak bisa bernafas dan meninggal dunia," jelasnya.

Selain itu, juga ditemukan bukti baru adanya bekas sperma di sekitar area kewanitaan korban.

Hal itu menjadi bukti baru bagi pihak kepolisian untuk memburu pelaku.

"Di vagina korban juga terdapat sperma laki laki (Pelaku). Saat ini kami masih mengejar pelaku," jelasnya.

7. Status Terakhir Melinda di Whatsapp (WA)

Sudah 6 bulan sejak mengabdi di Gereja Sungai Baung, usai menamatkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang (STTIP), membuat Melinda Zidemi harus menjalani hari-harinya di areal perkebunan Sawit.

Melinda dikenal sebagai pribadi ramah, cantik dan pintar.

Hal tersebut diungkapkan oleh Tius Simangunsong, majelis Gereja YKPA tempat di mana Melinda pernah magang ketika bersekolah.

"Kalau Khotbah anaknya memang jago, pintar dan tegas. Orangnya ramah, adiknya juga kuliah disini (Palembang). Karena ingin mengikuti jejak kakaknya," ujar Tiur, usai melepas kepergian jenazah Melinda Zidemi di GKII Sekojo, (27/3).

Lanjutnya, selama magang menjadi pengkhotbah di gereja YKPA Jalan Abi Hasan Palembang, Melinda dikenal sebagai orang yang memiliki semangat dalam setiap pengabdiannya.

"Sering saya ngobrol sama Melinda. Anaknya kalem dan benar-benar bekerja melayani umat. Dia agak pendiam dan ramah," ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan sahabat korban Dewistina Finowa'a (24).

Menurutnya sampai akhir hayatnya korban dianggap konsisten dalam mengabdi menjadi hamba tuhan.

"Saya satu asrama dan satu tingkat dengan korban, memang orangnya cantik dan pintar."

"Yang saya ingat, korban itu selalu bilang ingin menjadi hamba tuhan dan memang terbukti sampai dia meninggal tetap mengabdi di Gereja," jelasnya.

Lanjutnya, korban yang merupakan sahabat dekatnya tersebut sempat mengganti status di WhatsApp pribadinya pada tanggal 15 Maret lalu.

"Jalan hidup nya memang untuk tuhan bahkan sampai akhir hayatnya. Dia juga sempat mengganti status di WhatsApp dengan kata-kata Berserah kepada Tuhan," ungkapnya sambil menunjukan WhatsApp korban.

8. Situasi saat Olah Tempat Kejadian Perkara

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adimegara menjelaskan jika pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang calon pendeta yang tengah bertugas di Sungai Baung, OKI, Sumatera Selatan.

Tim K9 atau anjing pelacak yang diturunkan untuk membantu pelacakan cukup kesulitan mencari jejak pelaku yang hingga kini masih buron.

Kesulitan tersebut lantaran TKP kejadian sudah rusak akibat dimasuki oleh banyak orang ketika pencarian korban.

Anjing-anjing polisi pun kesulitan mengendus bau pelaku.

"Seharusnya kan kalau masih baru masih dapat dikejar dengan anjing pelacak, tapi sayangnya TKP nya rusak jadi kesulitan. Anjingnya hanya berputar-putar," ujar Kapolda saat ditemui, Selasa (27/3/2019).

Sementara, saat ini saksi kunci yang merupakan anak didik dari korban berinisal NA (9) masih dalam kondisi pemulihan pasca trauma akibat kejadian yang menimpanya beberapa waktu lalu.

NA belum dapat dimintai keterangan terkait kasus ini.

Menurut Zulkarnain pihaknya siap membantu melakukan pendampingan psikologis kepada gadis kecil itu agar segera kembali pulih.

"Kondisinya masih trauma nanti akan dikonsultasikan, apakah korban dibawa di Palembang atau atau tetap OKI, tentu berdasarkan ijin dari orangtua korban," jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved