Keutamaan kedua yang dapat diperoleh dari membaca surat Al Mulk adalah dijauhkan dari siksa kubur dan siksa neraka yang pedih.
Abdulloh bin Mas’ud mengatakan: “Barangsiapa membaca surat Tabarokalladi bi yadihil mulk setiap malam, maka Alloh azza wajall menghindarkannya dari adzab kubur, dan dahulu kami (para sahabat) di saat Rosululloh-shollallohu alaihi wasallam- (masih hidup) menamainya “al-Mani’ah” (penghindar/penghalang). Sungguh surat tersebut ada dalam Kitabulloh, barangsiapa membacanya dalam suatu malam, maka ia telah banyak berbuat kebaikan” (HR. Nasa’i dengan redaksinya, diriwayatkan pula oleh al-Hakim dan ia mengatakan: sanadnya shohih, dan dihasankan oleh Albani)
Melihat keterangan hadits-tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memperbanyak membaca Surat atau surah Al mulk dapat menghindarkan seseorang dari siksa kubur dan siksa neraka.
Dalam surat atau surah Al Mulk disebutkan bahwa orang yang taat pada Allah adalah orang yang tetap taat meskipun tidak ada, sebagaimana dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Mereka itu takut pada Allah di kesunyian ketika mereka tidak nampak di hadapan manusia lainnya. Mereka pun taat pada Allah dalam keadaan sembunyi-sembunyi. Tentu saja dalam keadaan terang-terangan, mereka pun lebih taat lagi pada Allah” ( QS Al Mulk : 12 )
4. Menjadikan orang bertawakal
Dalam surat Al Mulk ayat 15, Allah juga menunjukkan isyaratnya mengenai perintah berjalan di muka bumi untuk mencari rizki dengan berdagang, bertani dan sebagainya.
Hal ini menunjukkan bahwa tawakkal bukan berarti hanya berserah diri pada Allah melainkan juga bekerja dan berusaha.
Al ladzii khalaqa sab'a samaawaatin thibaaqan maa taraa fii khalqir-rahmaani min tafaawut(in) faarji'il bashara hal taraa min futhuur(in)
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?"
Tsummaarji'il bashara karrataini yanqalib ilaikal basharu khaasi-an wa huwa hasiir(un)
"Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah."
Wa laqad zayyannaassamaa-addunyaa bimashaabiiha wa ja'alnaahaa rujuuman li-sysyayaathiini wa a'tadnaa lahum 'adzaabassa'iir(i)
"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala."
Takaadu tamayyazu minal ghaizh(i), kullamaa ulqiya fiihaa faujun saalahum khazanatuhaa alam yaذtikum nadziir(un)
"Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?"
Qaaluuu bala qad jaa-anaa nadziirun fakadz-dzabnaa wa qulnaa maa nazzalallahu min syai-in in antum ilمaa fii dhalaalin kabiir(in).
"Mereka menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar."
Wa qaaluuu lau kunnaa nasma'u au na'qilu maa kunnaa fii ashhaabissa'iir(i)
"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."
Huwal ladzii ja'ala lakumul ardha dzaluulan faamsyuu fii manaakibihaa wa kuluu min rizqih(i), wa ilaihinnusyuur(u)
"Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
A-amintum man fiissamaa-i an yakhsifa bikumul ardha fa-idzaa hiya tamuur(u)
"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?"
Am amintum man fiissamaa-i an yursila 'alaikum haashiban fasata'lamuuna kaifa nadziir(i)
"Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?"
Awalam yarau ilath-thairi fauqahum shaaffaatin wa yaqbidhn(a) maa yumsikuhunna illaar-rahmaanu innahu bikulli syai-in bashiir(un)
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu."
Am man haadzaal-ladzii huwa jundun lakum yanshurukum min duunir-rahmaan(i) inil kaafiruuna illaa fii ghuruur(in)
"Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu."
Afaman yamsyii mukibban 'alaa wajhihii ahdaa am man yamsyii sawiyyan 'alaa shiraathin mustaqiim(in)
"Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?"
Qul innamaal 'ilmu 'indallahi wa innamaa anaa nadziirun mubiin(un)
Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan."
"Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya."
Qul ara-aitum in ahlakaniyallahu wa man ma'iya au rahimanaa faman yujiirul kaafiriina min 'adzaabin aliim(in)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk syurga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?"
Qul huwar-rahmaanu aamannaa bihii wa 'alaihi tawakkalnaa, fasata'lamuuna man huwa fii dhalaalin mubiin(in)
Katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata."