Pengelolaan Sampah di Sekolah
Sampah merupakan produk sampingan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia setiap dan menghasilkan0,8 kg perharinya .
Karena sangat memungkinkan sampah akan dapat membawa berkah juga bagi masyarakat kota Palembang yang memiliki mata pencaharian sedikit atau yang ekonominya lemah.
Asalkan dari diri pribadi mempunyai semangat dan kemauan untuk menambah income dari cara yang halal. Contoh atau bukti nyata sudah banyak kita lihat.
Baru-baru ini di televisi disiarkan bahwa banyak pemulung yang dapat merubah nasibnya dari pengelolaan sampah.
Tanpa malu-malu mereka memungut sampah yang ada di lingkungan, dikumpulkan dan selanjutnya sampah tersebut diolah menjadi barang-barang yang berguna. Kadang-kadang ada beberapa orang yang menyepelekan keberadaan pemulung tanpa menyadari peran mereka sangat besar untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Konsep 3R yang dilakukan adalah Re-use (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah.
Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru.
Di sekolah, aplikasi pengelolaan sampah dapat dimulai dengan penyediaan fasilitas tong sampah yang berbeda untuk jenis sampah organik dan anorganik.
Seluruh komponen sekolah harus sepakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan bersama-sama mengawasi proses pemilahan saat pembuangan sampah.
Fasilitas tong sampah organik dan anorganik berfungsi sebagai tempat pemilahan awal sampah yang kemudian dapat diolah kembali menjadi produk baru.
Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos alami untuk dimanfaatkan sebagai pupuk taman di sekolah, sedangkan produk anorganik seperti kertas bekas dapat diolah menjadi kertas daur ulang yang dapat dimanfaatkan untuk mading (majalah dinding).
Bentuk pemanfaatan kembali sampah inilah yang merupakan aplikasi konsep 3R yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pembelajaran aplikasi ini dapat menunjukkan kepada siswa mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari sampah dan merangsang siswa untuk belajar kreatif dalam pemanfaatan sampah.
Proses kesepakatan bersama juga menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah, karena dapat menarik siswa untuk merasa dilibatkan dalam kegiatan menjaga lingkungan sekolah.
Budaya yang ditanamkan secara terus menerus dan diwariskan ke generasi-generasi peserta didik selanjutnya, dapat menjadi budaya positif bagi sekolah.
Proses kesepakatan ini dapat dilakukan melalui pembuatan piagam pengelolaan sampah dalam internal sekolah, melibatkan klub-klub esktrakurikuler dalam pengaplikasian pengelolaan sampah, membuat seminar-seminar percontohan penggunaan produk baru dari sampah dan melibatkan pihak-pihak terkait dalam rangka mendukung kegiatan pengelolaan sampah yang telah berjalan di sekolah.