Saat Tunanetra Jadi Pramusaji Restoran di Hotel. . .
"Pegang pundak saya, seperti main kereta-keretaan. Di dalam akan gelap sekali, saya akan membantu untuk membawa teman-teman ke kursi dan meja makan.
Pada akhirnya makan dalam kegelapan bukan cuma soal makan dalam kondisi berbeda, tetapi berjalan bersama teman-teman tuna netra.
Saling membantu dan mematahkan stigma di masyarakat yang memandang penyandang disabilitas kurang produktif. Ada saat ketika semua saling membutuhkan, satu sama lain contohnya ketika makan dalam kegelapan.
Prosedur Ikut Serta
Dengan membayar Rp 2,5 juta ++ per orang, tamu dapat mencoba sensasi bersantap dalam kegelapan yang diselenggarakan Senin (3/12/2018).
Para pramusaji dan penuntun tamu tak lain adalah rekan tunanetra yang sudah mendapat pelatihan. Baik untuk penyajian makanan dan juga cara berkomunikasi dengan baik layaknya pekerja di industri perhotelan.
Ada 12 set course menu yang dibuat oleh tim kuliner Fairmont untuk disantap oleh para tamu. Mulai dari makanan pembuka sampai makanan penutup.
Selain menjajal pengalaman makan dalam kegelapan, dana yang dikumpulkan akan didonasikan ke program CSR Accor Hotels, A Tree for A Child, yaitu rumah penampungan untuk anak-anak di bawah umur yang ada di Jakarta dan Bali.
"Acara ini membangun empati bagaimana sebagai tuna netra dan memberi kepercayaan, menghilangkan mitos di masyarakat yaitu tuna netra tidak bisa menjadi manusia produktif," kata Kepala Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki.
Penulis: Silvita Agmasari
Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://travel.kompas.com/ dengan Judul:
Saat Tunanetra Jadi Pramusaji Restoran di Hotel...
===