Selama 5 hari Inilah Sejarah Pertempuran 5 hari 5 malam Di Palembang

Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan perang tiga matra yang pertama kali kita alami, begitu pula pihak Belanda. Perang tersebut ter

Penulis: Budi Darmawan | Editor: Budi Darmawan
wordpress.com
Inilah Perjalanan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang 

SRIPOKU.COM - Seperti kita ketahui dari buku -buku literatur sejarah, bahwa Belanda sangat berhasrat untuk menguasai Pulau Jawa dan Sumatera. Kekayaan alam yang ada di kedua pulau tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi bangsa asing. Salah satunya Sumatera Selatan menjadi kebanggaan sekaligus ancaman bagi bangsa asing .

Di Sumatera terkenal dengan perang 5 hari 5 malam, pertempuran ini terjadi dari tanggal 1 hingga 5 Januari 1947. 

Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan perang tiga matra yang pertama kali kita alami, begitu pula pihak Belanda. Perang tersebut terjadi melibatkan kekuatan darat, laut, dan udara.

Belanda sangat berkepentingan untuk menguasai Palembang secara total karena tinjauan Belanda terhadap Palembang dari aspek politik. ekonomi dan militer. Dalam aspek politik, Belanda berusaha untuk menguasai Palembang karena ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka benar-benar telah menguasai Jawa dan Sumatera.

Ditinjau dari aspek ekonomi berarti jika Kota Palembang dikuasai sepenuhnya maka berarti juga dapat menguasai tempat penyulingan minyak di Plaju dan Sei Gerong. Selain itu, dapat pula perdagangan karet dan hasil bumi lainnya untuk tujuan ekspor.

Sedangkan jika ditinjau dari segi militer, sebenarnya Paskan TRI dan pejuang yang dikonsentrasikan di Kota Palembang merupakan pasukan yang relatif mempunyai persenjataan yang terkuat, jika dibandingkan dengan pasukan-pasukan di luar kota.

Berikut Perjalanan Perang 5 hari 5 malam yang dihimpun Sripoku.com dari berbagai sumber ;

1 januari 1947

rumah sakit charitas palembang
rumah sakit charitas palembang (http://www.rscharitas.com/)

Pertempuran pertama terjadi pada hari Rabu 1 Januari 1947

Belanda melancarkan serangan dan tembakan yang terus menerus diarahkan ke lokasi pasukan RI yang ada di sekitar RS Charitas. RS Charitas berada di tempat yang strategis karena berada di atas bukit sehingga menjadi basis pertahanan yang baik bagi Belanda.

Dari RS Charitas terjadi rentetan tembakan disusul oleh ledakan-ledakan dahsyat kearah kedudukan pasukan RI yang bahu-membahu dengan tokoh masyarakat bergerak dari pos di Kebon Duku (24 Ilir-sekarang) mulai dari Jalan Jenderal Sudirman terus melaju kearah Borsumij, Bomyetty Sekanak, BPM, Talang Semut.

2 Januari 1947

Alat altileri berat yang berada di dalam benteng kuto besak tahun 1947 Foto : Kitlv
Alat altileri berat yang berada di dalam benteng kuto besak tahun 1947 Foto : Kitlv (http://www.palembangdalamsketsa.com/)

Diperkuat dengan Panser dan Tank Canggih Belanda bermaksud menyerbu dan menduduki markas Tentara Indonesia di Masjid Agung Palembang. Pasukan Batalyon Geni dibantu oleh Tokoh Masyarakat bahu membahu memperkuat barisan mengobarkan semangat jihad yang akhirnya dapat berhasil mempertahankan Masjid Agung dari serangan sporadis Belanda.

Pasukan bantuan Belanda dari Talang Betutu gagal menuju Masjid Agung karena disergap oleh pasukan Lettu Wahid Luddien sedangkan pada hari kedua Lettu Soerodjo tewas ketika menyerbu Javache Bank.

Di Seberang Ulu Lettu Raden M menyerbu kedudukan strategis belanda di Bagus Kuning dan berhasil mendudukinya untuk sementara. Bertepatan dengan masuknya pasukan bantuan kita dari Resimen XVII Prabumulih.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved