Mengapa Kebanyakan Jalur Udara Pesawat Berada di Atas Perairan atau Lautan ?
Biasanya, jalur udara yang dipilih ini memiliki kondisi angin yang tenang, jarang ada badai, dan tidak ada gunung yang berbahaya.
SRIPOKU.COM - Selain Lion Air JT 610 yang jatuh di laut dekat Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) lalu, ada beberapa musibah kecelakaan pesawat terbang yang jatuh ke laut. Ini berarti pesawat terbang juga melintasi perairan atau lautan dalam menempuh rute perjalanannya. Apa alasannya?
Pada Senin (29/10/2018) pagi lalu, terjadi kecelakaan pesawat terbang Lion Air JT 610 yang jatuh ke laut dekat Karawang, Jawa Barat.
Jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 menewaskan seluruh penumpang dan awak kabin yang dilaporkan berjumlah 189 orang.
Hingga saat ini, para ahli masih menyelidiki musibah ini.
Ada beberapa peristiwa kecelakaan pesawat yang jatuh ke laut.
Ini mengindikasikan, sebagian besar rute pesawat terbang memang melintas di atas perairan atau laut.
Lalu, kenapa pesawat terbang melintas di atas perairan atau laut?
Dikutip TribunTravel.com dari laman bobo.grid.id, ada dua alasan di balik pemilihan lintasan pesawat terbang di atas perairan.
1. Jalur udara yang dilintasi pesawat terbang harus dipilih secara hati-hati
Meski langit terlihat sangat luas, ternyata tidak sembarang tempat di langit boleh dilalui pesawat terbang.
Jalur udara dipilih dengan sangat hati-hati dan teliti oleh para ahli.
Biasanya, jalur udara yang dipilih ini memiliki kondisi angin yang tenang, jarang ada badai, dan tidak ada gunung yang berbahaya.
Jalur udara yang memang paling banyak dipilih adalah jalur udara di atas laut.
Alasannya, laut adalah tempat pendaratan yang aman jika pesawat mengalami kecelakaan.
Jika pesawat melintas di atas daratan dan jatuh di perumahan penduduk, kemungkinan jumlah korban bisa semakin banyak.