Berita Palembang

Berita Palembang : Kisah Relawan Asal Palembang yang Membantu Recovery Lombok

DITUGASKAN di Lombok selama 18 hari untuk tahap recovery kondisi di Lombok, Imam Hambali, salah satu relawan MRI Palembang

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Siti Olisa
IST
Imam Hambali, salah satu relawan MRI Palembang saat bertugas sebagai sebagai relawan bencana di Lombok beberapa waktu lalu (dokumentasi pribadi) 

Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti

DITUGASKAN di Lombok selama 18 hari untuk tahap recovery kondisi di Lombok, Imam Hambali, salah satu relawan MRI Palembang, mengaku mendapatkan banyak cerita, ilmu dan pengalaman baru.

Tidur di tenda seadanya dengan kondisi gempa susulan yang masih sering terjadi tentunya bukanlah kondisi yang baik bagi relawan, karena selama di provinsi masing-masing dia merasakan bisa tidur nyenyak.

Baca: Berita Palembang : Diparkir di Depan Rumah, Motor Devina Dibawa Kabur Pencuri

Sementara di lokasi bencana rasa ingin tidur dengan nyenyak itu menjadi pilihan yang sulit sebab kondisi tersebut merupakan kondisi yang ditakutkan dan sangat tidak diharapkan untuk bisa tidur nyenyak bagi relawan.

"Menjadi seorang relawan adalah panggilan hati dan tentunya bukan hanya menambah teman dari lintas daerah yang didapatkan."

Baca: Berita Palembang : Diparkir di Depan Rumah, Motor Devina Dibawa Kabur Pencuri

"Tapi juga cerita, ilmu dan pengalaman baru yang mungkin selama ini belum pernah saya dapatkan selama saya ada di kota ini (Palembang), akhirnya saya dapatkan di lokasi implementasi," katanya.

Misalnya saja ketika dia harus menjalani proses assesment ke beberapa daerah terdampak gempa di Lombok ada satu daerah yang namanya Apit Aiq.

Daerah ini berada di atas perbukitan, dengan kondisi jalan berlubang dan di sisi kanan kiri jurang dan hanya bisa dilalui dengan satu motor.

Ketika sampai di daerah itu, dikisahkannya air mata terasa sulit untuk menetes melihat kondisi tempat tinggal korban bencana yang rusak parah hingga rata dengan tanah.

Baca: Berita Palembang: Tomy Parasian Ariton Dapat Honda Mobilio. Hadiah Udian Panen Hadiah Simpedes BRI

Terlebih kondisi pun diperparah dengan akses bantuan yang sangat sulit untuk terdistribusi ke daerah gempa.

"Karena memang mereka tidak butuh tangisan kita sebagai saudaranya, yang mereka butuhkan dukungan dan uluran tangan dari kita semua. Dan tentu, saya tidak pernah berharap apa-apa dari tugas ini karena senyuman kebahagiaan dan kebangkitan dari setiap wajah-wajah saudara yang tertimpa musibah itulah yang sangat saya inginkan," terangnya.

Baca: Mengenal Sosok Jamal Khashoggi, Wartawan yang Dibunuh & Dimutilasi di Konsulat Arab Saudi Istanbul

Dia mengemukakan latar belakang menjadi bagian dari relawan MRI lainnya yakni sebagai bentuk tanggung jawab moral seorang manusia sebagai makhluk yang berakal untuk memberikan yang terbaik bagi manusia lainnya.

"Allah juga telah memerintahkan selain kita bisa menjaga hubungan baik kita dengan Allah, kita juga harus memiliki hubungan yang baik juga sesama manusia. Dan mungkin, dengan cara inilah saya bisa memberikan kontribusi terbaik untuk Agama, Bangsa dan Negara saya," jelas pemuda kelahiran 27 Juli 1995 tersebut.

Baca: Hotman Paris Hutapea Mengaku Pernah Incar Artis Cantik Bersuami Ini, tapi Gagal

Mendapatkan restu dari orang tua dan sang kakak untuk menjadi relawan, dia pun mengaku siap jika diminta bertugas di daerah konflik seperti Rohingya, Palestina, Syria ataupun daerah konflik lainnya.

Menurutnya peran dan kepercayaan orang terdekat merupakan sebuah dorongan semangat besar juga dalam tugas kemanusiaan.

" Iya, tentunya tiap dari orang yang hatinya terpanggil untuk misi ini, tentu sangat ingin jika berkesempatan untuk menemui saudara disana." katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved