Penyesuaian Tarif Tol Palindra Berimbas ke Angkutan Mahasiswa, Pihak Damri Akui Merugi

Penyesuaian Tarif Tol Palindra Berimbas ke Angkutan Mahasiswa, Pihak Damri Akui Merugi

Penulis: Reigan Riangga | Editor: Tresia Silviana
SRIPOKU.COM/REIGAN RIANGGA
Bus angkutan Damri saat beroperasi mengangkut penumpang. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Reigan Riangga

SRIPOKU.COM -- Penyesuaian Tarif Tol Palindra Berimbas ke Angkutan Mahasiswa, Pihak Damri Akui Merugi.

Penyesuaian tarif Tol Palindra (Palembang - Indralaya) sejak Jumat (21/9/2018) lalu sebesar Rp 20.000 dari sebelumnya Rp 6.000, nampaknya memberatkan bagi sebagian masyarakat. 

Kenaikan tarif 200 persen dengan jalur Tol Palindra yang mencapai panjang 22 Kilometer ini pun berimbas pada bus angkutan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) dilayani oleh Perum Damri Palembang.

General Manager Perum Damri Palembang, Suranto mengungkapkan, dampak dari kenaikan tarif tol tidak bisa dihindari.

Tarif angkutan mahasiswa sebesar Rp 5.000 tidak bisa menutupi biaya operasional sehingga merugikan dari sisi bisnis.

Dari itu, kata Suranti, kebijakan ini dinilai sangat memberatkan bagi pihaknya.

Dimana, untuk tarif tol sebesar Rp 20.000 dengan empat rit setiap hari, artinya untuk tarif tol saja pihaknya harus mengeluarkan Rp 80.000 per hari. 

"Hasil tiket penumpang penuh dalam satu kali rit hanya Rp 200.000. Dengan sisa sebesar Rp 120.000 itu tidak bisa menutupi biaya operasional dan perawatan,” ujar Suranto saat dikonfirmasi Sripoku.com, Sabtu (13/10/2018).

Menurut Suranto, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini dengan melakukan penyesuaian tarif.

Namun hal ini dianggap tidak mudah, lantaran mempertimbangkan kemampuan dari mahasiswa.

"Sebelumnya tarif Damri ke Unsri kami tetapkan sebesar Rp 8.000 tapi Pak Rektor minta agar diturunkan menjadi Rp 5.000 dan kami ikuti. Dengan kondisi seperti sekarang ini, kami berharap ada penyesuaian tarif, paling tidak, bisa kembali ke tarif semula," ujarnya.

Meski mengaku merugi, pihak Damri menyatakan masih akan terus memberikan pelayanan angkutan mahasiswa Unsri dari Bukit Besar menuju Indralaya setiap harinya.

Suranto mengaku belum berencana untuk mengajak pihak universitas untuk membicarakan rencana penyesuaian tarif dengan alasan masih mencari solusi alternatif terbaik lainnya yang tidak memberatkan kedua belah pihak baik perusahaan angkutan maupun mahasiswa.

"Sekarang ini kami jalani dulu saja karena mahasiswa harus dilayani. Mereka butuh layanan transportasi dan mengejar waktu untuk kuliah. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada solusi terbaik," jelasnya. 

===

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved