Gugur Dipangkuan Komandan, Prajurit Kopasus Ini Bikin Bergetar Saat Kepalanya Tertembak Peluru Musuh

Hidup merdeka atau mati berkalang tanah sepertinya menjadi kalimat yang pantas ditujukan melihat keberanian prajurit Kopassus ini.

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
IST
Prajurit baret merah Kopassus 

Yudi yakin nyawa sersan pemberani ini masih bisa diselamatkan karena ada kapal TNI AL yang masih stand by di perairan Saparua.

Baca: Kisah Kelam 1958, Pasukan RPKAD Terpaksa Binasakan & Habisi Teman Sendiri yang Berkhianat

Baca: Kisah Prajurit Kopassus Berkaki Satu, Simpan Informasi Rahasia Meski Ditawan dan Disiksa Setiap Hari

Bukan perkara mudah melakukan evakuasi di tengah pertempuran.

Empat personel yang mengangkut tandu darurat tentu bakal jadi santapan empuk.

Yudi melakukan tindakan berani.

Dia berlari di belakang tandu untuk menjadi tameng hidup bagi para prajuritnya yang memegang tandu.

Saat tandu berhenti sejenak di bawah sebuah pohon Ketapang, tepat di perbatasan Kampung Sori Muslim dan Kristen. Kopda Asep memeriksa kondisi Serda Asrofi.

Tarikan nafasnya makin lemah. Tamtama kesehatan itu lalu berbisik pada Yudi.

“Komandan, ini tidak akan sampai di kapal,” kata Asep.Yudi mencoba bersikap bijak. “Mari doakan yang terbaik,” ujarnya lirih.

Tubuh Asrofi terkulai melemah di pangkuan Asep yang dengan telaten merawat rekannya itu.

Gambar terkait

Suasana haru, di dalam hati masing-masing terucap doa pada Allah SWT agar prajurit terbaik itu bisa selamat dan kembali ke rumah menemui keluarganya.

Namun hari itu takdir berkata lain, TNI kehilangan seorang prajuritnya di medan tugas Tanah Saparua.

Tepat di bawah Pohon Ketapang itu Serda Asrofi gugur di pangkuan Kopral Asep Darma.

Yudi menolak memakamkan Serda Asrofi di Desa Muslim atau Kristen.

Dia membawa pulang jenazah anak buahnya itu.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved