Didesak Jadi Cawapres Prabowo, Akhirnya Ustaz Abdul Somad Ungkap Isi Hatinya, Kebinasaan & Harapan
Ustaz Abdul Somad Bongkar Fakta Dirinya Diisukan jadi Cawapres, Sebut Ujian Allah hingga Akui Susah Menolak
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Shafira Rianiesti Noor
Oleh sebab itu kita jangan banyak berharap karena semakin tinggi pengharapan semakin tinggi kekecewaan, jadi kalau orang terlalu berharap kepada saya, dia akan kecewa dan berakhir dengan marah.
Maka pengharapan tertinggi adalah berharap kepada Allah SWT".
Setelah itu Ustaz Somad pun sedikit menjelaskan tentang pengharapan yang sebaiknya dilakukan manusia.
"Berharap kepada harta akan binasa, berharap kepada mahluk akan kecewa, 'siapa yang berharap kepada Allah SWT maka kita ikuti aturan rule of the game yg sudah dbuat Allah' harapan tentang apa? harapan tentang cinta, harapan tentang hidup, harapan tentang memilih pemimpin", jelas Ustaz yang hari itu berpakaian serba putih dan kopiah hitam.
Mendengar sang ulama menyebut kalimat tentang memilih pemimpin, Balques pun menanyakan tentang hal yang diisukan tersebut.
"Bicara tentang memilih pemimpin, mau mendekati pendaftaran, capres cawapres entah mengapa nama pak Ustaz tiba-tiba kalo kotak pandora terbuka wah langsung semua tertuju pada nama Ustaz Somad serta kemudian ijtima ulama yang dimuliakan itu kemudian mengeluarkan nama salah satunya Ustaz Abdul Somad".
Ustaz Somad yang mendengar hal tersebut pun langsung dengan cepat memberikan jawabannya.
"Ya pertama saya sudah mengklafirikasi, ketika malam keluar saya tau ijtima lalu kemudian saya dapat hasilnya melalui group dan sahabat-sahabat ynag mengirimkan ijtima, langsung saya beri komentar akan tidak terkena isu
Pertama saya seorang hamba Allah merespon ijtima ini dan mngucapkan terimakasih kepada para ulama, sahabat, Dai santri yang sudah peduli dengan mengucapkan jazakallah khairan semoga allah memberikan balasanNya.
Kedua bahwa saya Abdul Somad, mengerti betul tentang diri saya, maka saya memberikan respon penghargaan menghormati guru kita sahabat kita, Al Habib Doktor Salim Sagaf Aljufri, beliau s1 s2 s3 di Madina pernah menjadi menteri pernah menjadi Dubes, ilmunya semuanya kematangan emosionalnya dia guru kita semua
mengajar politik langsung berkecimpung dalam dunia politik di berbagai ordenya
jadi saya kira ya itulah saya berikan kepada guru tersebut.
Lalu kemudian tentang masalah dukung mendukung support menyupport kedepan sampai hari ini
bisa di cek ceramah kita satu-satu tidak pernah menyebut nama, tidak pernah menyebut nomor, tidak pernah menyebut warna, kita hanya menyebut secara umum.
Piliahlah pemimpin yang peduli pada Islam, pilihlah pemimpin yang sayang pada ulama, pilihlah pemimpin yang amanah, pilihlah pemimpin yang adil, itu saja, tidak pernah menyebut secara spesifik partai golongan kelompok.
Bahwa jika ada yang mengidikasikan lalu menarik ceramah kita kearah tertentu, nah itu kesimpulan masing-masing.", jelas Ustaz Somad.
Mendengar jawaban panjang tersebut, Balques pun kembali bertanya apakah Ustaz memang menghindari hal tersebut.
"Kalau orang memilih sosok nama apa standartnya ukurannya apa? Ukuran Abdul Somad dipilih apa?
'Celaka orang kalo tidak tau siapa jati dirinya', dari dulu saya katakan saya lebih tepat sebagai Dai pendidik saja. Dua itu.