Fenomena Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018, Akan Ada 2 Hujan Meteor, Bisa Dilihat Tanpa Teleskop!

Sebagai fenomena unik, tentunya masyarakat mengharapkan dapat melihat meteor yang terjadi pada satu bulan ini.

Penulis: Fadhila Rahma | Editor: Fadhila Rahma
American Meteor Society
Langit Indonesia akan dihiasi 2 hujan meteor Juli 2018 ini. 

SRIPOKU.COM -  Lima hari lagi, 28 Juli 2018 semua masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fenomena super langka gerhana bulan total Blood Moon (merah darah) terlama abad ini. 

Gerhana bulan total diprediksi akan melintasi kota Palembang mulai dini hari hingga menjelang subuh. 

Puncaknya gerhana bulan total, berkisar antara pukul 03.00 hingga pukul 04.00. 

Fenomena alam ini, sangat wajib untuk disaksikan karena bukan saja langkah. Tapi ada 5 kejutan yang bakal menghiasai proses terjadinya gerhana bulan. 

Baca: 5 Hari Lagi! Begini Cara Ambil Gambar Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018, Pakai HP Android atau iPhone

Baca: 28 Juli akan Terjadi Gerhana Bulan, Ini Cara Shalat Sunah Gerhana Lengkap Beserta Niatnya

Pertama, gerhana bulan total ini akan menyebabkan bulan tampak berwarna merah, maka itu dinamakan Blood Moon atau bulan darah.

astrofotografi
instagram.com/astrofotografi

Kedua, fenomena Blood Moon ini akan berlangsung lebih lama.

Menurut NASA, gerhana bulan total ini akan menjadi yang terlama di abad 21 ini.

Menurut Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, fenomena ini akan berlangsung selama 3 jam 55 menit, dengan gerhana bulan total selama 1 jam 43 menit.

Ketiga, selain akan menyaksikan Blood Moon, masyarakat juga akan melihat planet Mars yang juga akan berwarna merah.

Hal tersebut terjadi karena ada fenomena oposisi Mars yang terjadi di waktu yang berdekatan.

Baca: Selain Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018, 7 Fenomena Langit Ini Juga Akan Terjadi

Baca: Gerhana Bulan Merah Darah 28 Juli, Ada Hujan Meteor hingga Dampaknya untuk Zodiak!

“Jadi berdekatan mereka (fenomena gerhana bulan dan oposisi Mars). Jadi saat gerhana, yang merah ada dua. Bulannya tampak merah, Mars juga ada tampak terang kecil tapi jelas sekali warnanya merah,” kata peneliti LAPAN, Rhorom Priyatikanto, dikutip dari laman lapan.go.id, Minggu (15/7/2018).Keempat, Blood Moon juga akan dipercantik dengan hujan meteor.

astrofotografi
instagram.com/astrofotografi

Menurut LAPAN, hujan meteor akan terjadi mulai 26 Juli sampai 2 Agustus 2018.

Rhorom menyampaikan, "Tanggal 27 Juli itu Bulan purnama, memang sulit melihat meteor saat purnama. Tapi saat gerhana, meteor bisa dilihat."

Gerhana bulan akan bisa disaksikan pada 28 Juli mulai pukul 00.14 WIB.

Sementara untuk gerhana bulan total atau Blood Moon, dapat disaksikan mulai pukul 02.30 WIB.

Puncak gerhana bulan total akan terjadi pada pukul 03.21 WIB.

astrofotografi
instagram.com/astrofotografi

Ada 2 Meteor yang Hujani Bumi

Sebagai fenomena unik, tentunya masyarakat mengharapkan dapat melihat meteor yang terjadi pada satu bulan ini.

Meteor Kaprikornid

Hujan meteor Kaprikornid yang akan terjadi pada 8 Juli hingga 10 Agustus 2018 nanti.

Mengutip dari artikel terbitan Bobo.grid.id, sesuai namanya hujan meteor Kaprikornid ini akan terlihat berasal dari rasi bintang Capricorn alias Kaprikornus.

Hasil gambar untuk hujan meteor 26 juli

Dilihat dari langit Indonesia, rasi bintang Capricorn ini terletak di sisi tenggara.

Namun sayangnya, hujan meteor Kaprikornid ini tergolong dalam kategori minor.

Yaitu hujan meteor dengan intensitas yang kecil.

Hanya akan ada 5 meteor yang melintas per jamnya ketika hujan meteor Kaprikornid mencapai puncaknya pada tengah malam.

Menurut catatan American Meteor Security, hujan meteor Kaprikornid ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 26-27 Juli 2018 nanti.

Meteor Delta Akuarid

Hujan meteor Delta Akuarid ini bisa kita nikmati di kurun tanggal 15 Juli hingga 20 Agustus nanti.

Tapi, pemandangan terbaik adalah pada tanggal 29 sampai 30 Juli nanti, di mana hujan meteor Delta Akuarid akan mencapai puncaknya.

Di tanggal ini, kamu akan bisa menikmati lalu-lalang 20 meteor per jamnya.

Hujan meteor Delta Akuarid ini bisa diamati pada saat tengah malam sampai menjelang Matahari terbit.

Yang makin menarik, kedua hujan meteor ini bisa dilihat cukup menggunakan mata telanjang.

Dengan syarat, kita mengamatinya di daerah yang minim pencahayaan.

(Sripoku.com/Grid.Id)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved