Tak Disangka, Kejiwaan Manusia Bisa Dijelaskan Simpanse
Banyak yang mengaitkan kemungkinan manusia dan Simpanse ada persamaan dan bahkan menyebutkan manusia merupakan proses evolusi dari Simpanse.
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
“Satu penjelasan yang potensial, adalah fungsi amigdala lebih penting (dalam tingkatan emosi) ketimbang pada struktur khususnya kepribadian,” ungkap Robert D. Latzman salah satu peneliti.
Namun, peneliti menemukan sesuatu yang menarik ketika melihat adanya hubungan antara kepribadian dan hipokampus.
Hipokampus yang lebih besar pada simpanse memilki hubungan dengan apa yang mereka sebut tingkah laku "alpha", sikap tidak terkontrol dan agonistik.
Lalu, pada tingkatan yang lebih rendah, simpanse dengan hipokampus yang lebih besar menunjukkan sikap pemalu dan impulsif.
"Ini menggarisbawahi pentingnya hipokampus, tidak hanya dalam mengatur emosi, tetapi juga dalam fondasi neurobiologis dari dimensi disposisional yang lebih luas (seperti disposisi alpha) dan sifat-sifat kepribadian halus (seperti impulsif)," kata Latzman.
Tidak hanya pada simpanse, tingkah laku "Alpha" juga terlihat dalam manusia. Lebih lanjut, tingkah laku tersebut memiliki kaitan dengan berbagai macam kondisi kesehatan kejiwaan, sehingga temuan ini memungkinkan manusia untuk mengembangkan teknik diagnostik dan pengobatan yang lebih baik
untuk penderita gangguan kejiwan pada manusia.
"Meskipun individu yang memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan kejiwaan yang sama tidak selalu menunjukkan gejala yang sama, mereka umumnya cenderung berbagi ciri-ciri kepribadian dasar yang sama," jelas Latzman.
"Penelitian semacam ini dapat membantu para ilmuwan untuk mengembangkan intervensi yang menargetkan disposisi terkait penyakit kejiwaan," pungkas Latzman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Sangka, Masalah Kejiwaan Manusia dapat