Puasa 6 Hari Di Bulan Syawal, Begini Niat, Waktu dan Tatacaranya, Dan Inikah Keutamaannya
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun”
Ia tidak harus dilafadzkan karena melafadzkan niat bukanlah syarat.
Menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Demikian pula Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan, niat adalah pekerjaan hati dan tidak ada sangkut pautnya dengan lisan.
Seseorang yang makan sahur dengan maksud akan berpuasa syawal, berarti ia telah niat puasa syawal.
Bahkan jika ia tidak makan sahur lalu paginya bermaksud berpuasa syawal, itu juga termasuk niat puasa syawal.
Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, jumhur ulama mensunnahkan melafadzkan niat dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Bagi yang berpendapat melafadzkan niat, berikut ini lafadz niat puasa syawal beserta tulisan latin artinya:

(Nawaitu shouma ghodin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala
Keutamaan Puasa Syawal
Puasa selama enam hari di bulan Syawal ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Keutamaan puas Syawal setelah puasa Ramadhan adalah seperti berpuasa setahun penuh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan dalam beberapa hadits shahih berikut ini:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim)
مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ
“Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh” (HR. Ibnu Majah, shahih)