Kisah Memilukan Selembar Kain Saat Detik-detik Wafatnya Khadijah, Nabi Muhammad Sampai Menangis
Wanita sholeha itu bernama Khadijah, nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM - “Wahai Rasulullah…. Sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyebarangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit atau pun jembatan, maka galilah lubang kuburku dan ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu….”
Wanita sholeha itu bernama Khadijah, nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, ia berasal dari golongan pembesar di Mekkah.
Khadijah al-Kubra memiliki ayah bernama Khuwailid bin Asad dan ibunya bernama Fatimah binti Za’idah, ia berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.
Dilansir Sripoku.com Kitab Al-Busyro, yang ditulis Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliky Al Hasani dikutip dari tulisan ustaz Zainul Hakim, Khadijah adalah istri pertama Rasulullah saw.
Orang yang pertama kali beriman kepada ALLAH dan kenabian Rasulullah saw.
Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah saw dan penyebaran agama Islam.
Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah.
Khadijah wafat dalam usia 65 tahun saat usia Rasulullah saw sekitar 50 tahun.
Baca:
Kejadian Menakjubkan Bagi yang Menemukan Malam Lailatul Qadar, Kemuliaan Setara Seribu Bulan
Kisah Sedih, Nabi Muhammad SAW Dihukum Cambuk Oleh Sahabat di Detik-Detik Kematiannya
Permintaan Terakhir
Diriwayatkan ketika Khadijah sakit menjelang ajal Khadijah berkata kepada Rasululllah saw,
“Aku memohon maaf kepadamu Ya Rasulullah kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.”
“Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya,” jawab Rasulullah saw.
Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik,
“Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu aku malu dan takut memintanya sendiri agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.”