Wanita yang Nyaris Jadi Teroris Ini Ungkap Cara Mereka Mendoktrin Puji Kuswati Mau Korbankan Anaknya
Doktrin dan Cuci Otek itu, membuat orang terdidik seperti Puji Kuswati dan keluarganya pun mau mengorbankan anak-anaknya.
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Zaki juga memandang rentetan aksi kelompok terorisme yang belakangan muncul bermula dari kerusuhan di rutan cabang Salemba komplek Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Kerusuhan tersebut dianggap sebagai lampu hijau bagi kelompok-kelompok lain yang menganggap polisi menghalangi aksi jihad mereka. Apalagi salah satu aktor utama kerusuhan di Mako Brimob tersebut adalah Wawan yang berasal dari JAD Riau.
"Seruan dari ISIS memang minta menyerang 'musuh-musuh' daulah islamiyah dengan apapun yang dimiliki," tutur Zaki.
ISIS pun mendoktrin kepada seluruh pengikutnya agar melakukan hijrah dan jihad di negeri masing-masing jika tidak mampu untuk melakukan itu ke Suriah. Oleh Sebab itu, beberpa aksi terorisme yang terjadi dilakukan dengan cara nekat.
Pengamat Terorisme dari Universitas Malikussaleh, Al Chaidar, seperti dilansir dari BBC, seruan jihad paling banyak direspon oleh anggota kelompok yang berada di Jawa Timur dan Jawa Barat, walau anggota lain di Bogor, Banten, Madura dan Jawa Tengah pun merespon seruan jihad itu.
"Angka yang sangat tinggi ini membuat para peneliti yakin akan ada serangan di kota Surabaya, jadi ini sangat berkaitan dengan insiden yang terjadi di Mako Brimob, Depok," jelas Al Chaidar.
Dia menilai aksi teror di Surabaya dinilai sangat terorganisasi, mengingat pengeboman terjadi hampir serentak di tiga gereja yang sedang melakukan misa pagi, yang sudah pasti banyak orang terakumulasi untuk menjalankan ibadah.
Menurut Al Chaidar, kelompok tersebut membuat strategi untuk memecah konsentrasi polisi, yakni dengan mengalihkan serangan tersebut dari Depok ke berbagai tempat mereka berada.
"Dan yang tadinya targetnya hanya target utama, yaitu polisi, mereka juga melakukan target-target kedua seperti rumah ibadah non-muslim dan target ketiga adalah tempat keramaian," jelas Al Chaidar.
"Jadi saya kira tempat keramaian harus dihindari oleh publik untuk saat ini dan sampai mungkin harus lebaran, karena tempat-tempat keramaian masih menjadi target yang juga sangat empuk bagi mereka," ujarnya.
Pastinya para teroris melakukan pekerjaan secara terorganisir, melakukan doktrin berkedok agama, mecari jiwa yang labil dan jati diri, terutama bagi remaja-remaja yang tengah belajar dan ingin mendalam agama. Waspadalah.