Ingat Afi Nihaya Yang Dituduh Plagiat? Ceritanya Soal Teman Bercadar Bikin Sedih
Postingan Afi Nihaya Faradisa ini juga menyinggung dampak buruk terjadinya teror bom di Surabaya.
Tau nggak Fi, aku diusir dari M*r*t* karena keamanan tokonya takut aku bawa bom".
Jujur, aku tersentak juga karena dia sahabatku. Aku tahu yang dia rasakan; terasing. Dia merasa terdiskriminasi di kotanya sendiri. Mau belanja keluar saja harus menghadapi tatapan paranoid dari orang karena cadarnya.
"Aku kan nggak bawa bom Fi... Kenapa sih gara-gara ulah beberapa orang kemarin akhwat-akhwat semua jadi kena..."
Iya sayang. Aku tahu kamu nggak bawa bom.
Tapi, kamu tahu kan, keputusanmu sendiri untuk bercadar akan selalu hadir sepaket dengan konsekuensinya.
Terlebih toko itu nggak punya SOP dan alat yang memadai untuk pemeriksaan "tingkat tinggi" seperti alat deteksi dan penjinak bahan peledak. Jadi, mereka nggak tahu.
Kita berdua kan belajar psikologi.
Kita tahu bahwa mustahil orang tidak takut melihat "atribut tertentu" setelah peristiwa yang sangat mengerikan beberapa hari terakhir.
Otak manusia selalu membuat asosiasi, dalam hal ini asosiasi antara cadar, celana cingkrang, jenggot, dan jidat hitam dengan potensi adanya teror.
Kita tahu bahwa otak reptil dan otak limbik manusia adalah bagian dari alat untuk survival, perangkat dasar bertahan hidup.
Bersabarlah untuk beberapa waktu ke depan, sayang. Jangan dimasukkan ke hati. Ini bukan berarti mereka "mengasingkanmu".
Jogja dan beberapa wilayah lain sudah siaga 1. Terornya beruntun dan tidak terduga. Ajaib kalau orang nggak was-was sedikitpun.
Kamu nggak mungkin berharap semua orang bisa memahamimu, mau tidak mau kamu yang harus memahami "trauma" mereka.
Sementara yang sabar ya. Untuk keutuhan negara kita.
Selain dia, aku punya beberapa teman yang bercadar.