Bom Bunuh Diri Surabaya

Kisah Korban Bom Bunuh Diri di Gereja Pamit Ke Pasar dan Sempat Salat Dhuha

"Bapak pamitnya mau ke pasar loak untuk membeli lampu bekas karena ada lampu di rumah yang mati

Editor: Siti Olisa
tribun jatim
Nuchin bersama istri dan anaknya semasa hidup 

Sampai keesokan harinya, tak kunjung ada kabar. Di sisi lain, upaya mencari Nuchin ke sana kemari juga tak kunjung membuahkan hasil.

Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri Sidoarjo dan Surabaya Satu Jaringan, Begini Cara Dita Mendoktrin Mereka

Baru Senin sore sekitar pukul 16.00 WIB, keluarga mendapat kepastian dari polisi bahwa Nuchin merupakan salah satu korban tewas dalam peristiwa bom bunuh diri di Gereja Pusat Pantekosta Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno.

Seperti disambar petir, Jayati pun tak bisa berkata apa-apa mendengar kabar kepergian suaminya. Hanya tangis yang terucap dari mulutnya.

Malam harinya, jenazah korban dipulangkan ke rumah duka dan kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat yang berada persis di seberang jalan depan rumahnya sekira pukul 20.00 WIB. Ratusan orang turut mengantarkan pemakaman Nuchin.

Keluarga, tetangga dan berbagai kolega terus berdatangan ke rumah duka untuk berbelasungkawa. Termasuk Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin juga berkunjung ke sana, Senin siang.

Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri Sidoarjo dan Surabaya Satu Jaringan, Begini Cara Dita Mendoktrin Mereka

"Semoga almarhum mendapat tempat yang baik di sisi-Nya. Semoga khusnul khatimah," ujar Cak Nur, panggilan Wabup Nur Ahmad Syaifuddin, usai bertemu dengan Jayati dan menggelar tahlil bersama di rumah duka.

Di mata keluarga dan sejumlah tetangga, Nuchin terkenal sebagai sosok yang baik hati. "Tidak pernah neko-neko. Biasanya pulang kerja ya ke masjid, atau pas libur pergi ke pasar loak seperti kemarin itu," ujar Huda, saudara sepupu almarhum.

Demikian halnya di mata teman kerjanya. Nuchin disebut orang yang supel.

Baca: Niat Puasa Ramadan, Doa Buka Puasa, Niat Solat Tarawih dan Witir, Lengkap dengan Amalan!

"Pak Nuchin sudah sekitar 11 tahun bekerja di Amanda. Orangnya ramah dan supel. Baik, dia pegawai yang baik," jawab Wahyuningtyas, pegawai Amanda Brownies saat berkunjung ke rumah duka bersama puluhan karyawan lain.

Saudara, tetangga, rekan kerja, dan berbagai pihak yang mengenal Nuchin merasa sangat kehilangan. Mereka semua mengaku kaget ketika mendengar kabar bahwa Nuchin ikut menjadi korban bom di Surabaya.

Sejumlah informasi yang beredar, ketika itu Nuchin sedang melaju di belakang mobil Avanza pelaku pemboman. Karenanya, ketika mobil berbelok menyerang gereja dan meledak, Nuchin pun ikut menjadi korban.

Almarhum meninggalkan tiga anak dan seorang istri. Dua anaknya sudah dewasa, hasil perkawinan dengan istri pertama. Sementara satu anak masih kelas 3 SD, yakni anak dari pernikahannya dengan Jayati.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sebelum Meninggal Dunia, Korban Bom Bunuh Diri di Gereja di Surabaya Sempat Salat Dhuha, http://surabaya.tribunnews.com/2018/05/15/sebelum-meninggal-dunia-korban-bom-bunuh-diri-di-gereja-di-surabaya-sempat-salat-dhuha

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved