News Video Sripo
Nyaris Terisolir Desa Ini Hanya Miliki Satu Akses Jembatan gantung Menuju Desa
seberapa banyak uang yang dimiliki untuk membangun rumah mewah, bahkan membeli mobil terbaru, tak bisa dilakoni warga alasanya
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Igun Bagus Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Keinginan warga untuk merenovasi rumah, memiliki kendaraan dan hidup normal, seperti kebanyakan orang umumnya, menjadi impian masyarakat Desa Pagar Batu, Kabupaten Lahat.
Namun seberapa banyak uang yang dimiliki untuk membangun rumah mewah, bahkan membeli mobil terbaru, tak bisa dilakoni warga.
Akses jalan satu-satunya menuju desa hanya bisa ditempuh dengan jembatan gantung (canopy trail) .
Ternyata persoalan ini tidak yang dialami warga Desa Pagar Batu saja, tetapi banyak dirasakan ribuan kepala keluarga di Kabupaten Lahat, yang terkenal memiliki ratusan jembatan gantung sebagai akses utama bagi mereka yang tinggal di kawasan terpencil. Hal yang sama terjadi Muaraenim dan Baturaja (OKU).
Belum diketahui siapa pertama punya ide membangun jembatan gantung.
Namun yang pasti, keberadaan jembatan gantung di Kabupaten Lahat, terbilang cukup banyak dan diperkirakan hingga ratusan.
Merupakan wilayah perbukitan, keberadaan jembatan gantung sangat berarti bagi warga di Bumi Seganti Setungguan.
Pasalnya, tidak saja menjadi akses bagi pemukiman penduduk, namun keberadaan jembatan yang terbuat dari besi baja, kawat besi, besi dan papan ini juga menjadi akses untuk menuju ke lokasi pertanian.
Dari pantauan di lapangan, beberapa desa di Kabupaten Lahat, jembatan gantung begitu vital fungsinya, baik untuk akses jalan pemukiman maupun ke ladang pertanian seperti kebun kopi, karet.
Jembatan gantung membuka isolasi. Pasalnya, tidak ada akses lain bagi warga desa ini untuk keluar desa.
Wargapun seperti warga Desa Pagar Batu, Desa Perigi seperti 'Jauh panggang dari api jika ingin desa bisa dimasukki kendaraan roda empat.
Meski ada warga yang memiliki mobil, namun kendaraan roda empat tersebut tidak bisa masuk desa, alih alih jika ingin ada garasi di rumah. Warga terpaksa menitipkan kendaran ke desa tetangga.
Masalah lain, warga juga kesulitan jika hendak membangun rumah atau fasilitas umum. Pasalnya, material yang digunakan tidak bisa masuk ke desa sekaligus, tapi harus diangkut berangsur menggunakan gerobak hingga membutuhkan biaya tambahan.
Hal ini seperti diakui Kepala Desa Pagar Batu, Kecamatan Pulau Pinang, Lahat, Sepriadi. Dikatakanya, sejak didiami puluhan tahun lalu bahkan hingga ratusan tahun, desanya tersebut sudah memiliki jembatan gantung dan menjadi jalan andalan satu satunya.
Tanpa jembatan gantung warga tidak bisa masuk desa kecuali menggunakan perahu. Pasalnya, ujar Sepriadi desanya tersebut dipisahkan aliran sungai Lematang jika hendak menuju ke jalan lintas Lahat-Pagar Alam.