Fakta Terbaru Soal Kecelakaan Tanjakan Emen, Rupanya Sebelum Kecelakaan Ada Penumpang Minta ini

Kecelakaan yang melibatkan sebuah bus pariwisata ini sendiri terjadi pada Sabtu (10/2/2018) pukul 17.00 WIB.

Kolase Sriwijaya Post/Net

"Tapi tak direspon oleh manajemen.”

“Terus mekaniknya menyampaikan itu bisa diakali.”

“Ternyata ada kebocoran di selangnya," ujarnya.

Pihak manajemen pun akan dipanggil untuk dimintai keterangan.

"Yah nanti kita periksa semuanya siapa saja kemungkinan jadi tersangka.”

“Sopir sudah dimintai keterangan dan statusnya tersangka," ujar Prahoro.

Menurut Prahoro, sang sopir mengatakan tak ada masalah saat memberangkatkan bus sampai ke Lembang.

"Tidak masalah pas berangkat.”

“Masalahnya ada di Lembang mau balik.”

“Kondisinya dari titik keberangkatan ke lokasi kejadian itu turunan sepanjang dua kilometer," ujar Prahoro.

===

VIDEO :

===

Buang Rokok

Lokasi kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Bandung-Subang, Kampung Cicenang, Ciater, Subang, Jawa Barat, atau Tanjakan Emen, Sabtu (10/2/2018) pukul 17.00 WIB, nyatanya menyimpan sejuta misteri di dalamnya.

Salah satunya adalah kisah soal sosok Emen yang selama ini disebut-sebut menjadi awalan pembuka mitos mistis di lokasi tersebut.

Dilansir dari Tribun Jabar, mitos mistis tersebut kerap dikait-kaitkan dengan rentetan kecelakaan yang terjadi di jalur tersebut.

Jika dari arah Subang disebut tanjakan Emen, dari Bandung daerah ini disebut turunan Emen.

Mitos mistis itu kemudian melahirkan tradisi.

Warga pun ada yang melintas sambil membuang rokok di sepanjang jalan turunan atau tanjakan Emen.

Tradisi itu kata seorang warga bernama Dedi (45), warga Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.

"Sudah dari dulu tradisi itu mah," ujarnya.

Persis di lokasi kejadian tabrakan, Tribun Jabar sempat melihat langsung seorang perempuan dibonceng di sepeda motor yang ‎melemparkan sebatang rokok.

Setelah dibuang, bibir perempuan tersebut tampak membaca sesuatu kemudian berlalu.

Saat dicek, rokok yang dibuangnya berupa rokok putih.

Tribun Jabar pun kemudian menyusuri pinggiran lokasi kejadian.

Tampak sejumlah rokok baru bertebaran di lokasi tersebut.

Sedikitnya ada lima hingga tujuh batang rokok baru atau tidak ada bekas dibakar.

Dedi mengatakan, tradisi membuang rokok yang konon katanya untuk buang sial itu masih dilakukan hingga saat ini.

"Di sepanjang turunan saja dari Tangkuban Perahu sampai Kampung Aster.”

“Kadang kalau rokoknya masih bagus kami ambil, kalau dikumpulkan bisa dapat satu bungkus," ujar Dedi.

Tanjakan Emen
(Kolase Sriwijaya Post)

===

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved