Sudah Lima Orang Anak Akui Aniaya Temannya Gara gara Gol Bunuh Diri

Sampai saat ini ada lima anak yang mengakui melakukan kekerasan kepada Ta, seorang anak berusia 12 tahun, cuma gara gara gol bunuh diri

Editor: Yandi Triansyah
surya/didik mashudi
SDN Pakunden 1, Kota Kediri tempat korban dan pelaku bersekolah, Sabtu (27/1/2018). ilustrasi gol bunuh diri (kanan) 

SRIPOKU.COM, KEDIRI -- Sampai saat ini ada lima anak yang mengakui melakukan kekerasan kepada Ta, seorang anak berusia 12 tahun, cuma gara gara gol bunuh diri saat bermain bola di halaman sekolah.

Kekerasannya dalam bentuk pukulan, tendangan, hingga tempelengan.

Hal itu diketahui setelah pihak Kepolisan Resor Kota Kediri, Jawa Timur, telah memeriksa 10 orang terkait peristiwa penganiayaan yang menimpa Ta, seorang anak berusia 12 tahun.

Anak tersebut menjadi korban penganiayaan karena melakukan gol bunuh diri saat bermain sepak bola bersama teman-temannya di sekolah.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Ridwan Sahara mengatakan, sepuluh orang yang dimintai keterangan itu terdiri dari 8 anak-anak rekan korban saat bermain bola dan 2 orang dewasa dari pihak sekolah. Pemeriksaan, lanjut Sahara, untuk mengetahui duduk perkara sejelas-jelasnya.

"Penyidik terus mencari titik terang kasus ini," ujar Sahara, Rabu (31/1/2018). seperti dikutip dari kompas.com

Sementara pihak guru mengaku tidak mengetahui peristiwa yang berlangsung pada jam istirahat itu.

Baca juga : Anak yang Dianiaya karena Gol Bunuh Diri Dirujuk ke RS di Surabaya

Meski demikian, Sahara menegaskan, belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka. Pihaknya masih fokus pada pendalaman penyelidikan untuk membuat terang kasus itu.

"Penetapan tersangka membutuhkan pemeriksaan saksi-saksi dan barang bukti," ujarnya.

Penanganan kasus ini, kata Sahara, berbeda dengan penanganan terhadap kasus kriminal lainnya karena baik korban maupun terlapor masih sama-sama di bawah umur. Penanganan itu misalnya adanya pendampingan dari orangtua setiap kali diperiksa hingga ada ruangan khusus untuk mereka.

"Selain itu tentu bagaimana caranya anak terperiksa tidak merasa terintimidasi," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ta menjadi korban penganiayaan oleh rekan-rekan seusianya setelah melakukan gol bunuh diri saat bermain sepak bola di sekolahnya, Sabtu 18 Januari 2018.

Setelah kekerasan itu, korban mengalami sakit hingga di rujuk ke Rumah Sakit dr Soetomo yang ada di Surabaya setelah sempat menjalani perawatan di ICU Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved