Kotoran Kelelawar Sebabkan Plafon SMPN 1 Lais Muba Ambruk, Terjadi saat Jam Pelajaran
Kemis mengaku sudah kurang lebih selama tiga tahun terakhir ruang kelas telah beralih fungsi menjadi sarang kelelawar.
Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, SEKAYU - Sejumlah pelajar kelas IX SMP Negeri 5 Lais, Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terpaksa harus mengungsi untuk mengikuti mata pelajaran seperti biasanya.
Hal tersebut dikarenakan robohnya plafon ruangan kelas dan ruangan laboratorium yang disebabkan oleh menumpuknya kotoran kelawar dan kelalawar yang bergantung.
Robohnya plafon di SMP Negeri 5 Lais ini terjadi Senin (22/1/2018) pukul 09.30 saat sedang jam pelajaran. Beruntung tidak ada ada korban luka atau korban jiwa dalam musibah ini.
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Lais, Kemis SPd menuturkan sebelum plafon kelas dan laboratorium tersebut amblas sempat serpihan kotoran kelawawar terlebih dahulu jatuh.
Kemudian diselangi dengan serpihan kayu yang keropos terjatuh, melihat ada yang tidak beres guru kelas langsung mengevakusi siswa untuk keluar.
"Guru yang sedang memberikan pelajaran langsung menyuruh siswa keluar, tidak lama mereka keluar barulah plafon itu roboh. Tidak ada korban atas kejadian tersebut karena siswa terlebih dahulu keluar kelas," kata Kemis.
Kemis mengaku sudah kurang lebih selama tiga tahun terakhir ruang kelas telah beralih fungsi menjadi sarang kelelawar.
Sebelumnya sudah dilakukan pengusiran terhadap kelalawar tetapi mereka kembali lagi, sehingga membuat bangunan menjadi keropos akibat kotoran kelalawar.
"Kita sudah mengajukan perbaikan gedung sekolah ini, namun belum ada respon dari pihak pemerintah. Sementara untuk tidak menghambat proses belajar siswa yang kelasnya tidak bisa dipakai kita alihkan kepada kelas lain,"jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Muba, Syafarudin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait atap plafon SMP Negeri 5 Lais yang ambruk.
Penyebabnya sendiri dikarenakan kotoran hewan kelalawar dan kelelawaryang bergantung sehingga tak kuat menahan beban.
"Pihak sekolah sudah mengupayakan membasmi dan mengusir tetapi masih ada saja. Secepatnya kita akan memperbaiki atap plafon yang ambruk itu, kita telah menyuruh UPTD untuk mengecek seberapa parah kerusakan," ungkap Syafar.
Selain itu mengenai perbaikan sekolah yang rusak harus dilakukan pendataan terlebih dahulu, karena banyak sekolah di Muba ini perlu perhatian dan perbaikan. Yang pasti sudah masuk catatan kita untuk segera dilakukan perbaikan.
"Sambil menunggu proses perbaikan, siswa yang kelasnya ambruk kita minta pihak sekolah mengalihkan ke kelas yang lain. Kita tidak ingin proses belajar para siswa menjadi terhambat dan terganggu,"jelasnya.