Beginilah Sejarah Kiswah Ka'bah yang Berawal Dari Nabi Sulaiman, Dan Ini Bahan Utamanya
Untuk membuat kiswah itu, Sultan Sulaiman menugaskan penenun dan seniman terbaik dari seluruh penjuru negeri.
Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis
Kiswah pada era Sultan Sulaiman I itu, kini dimiliki oleh Ahmed Al- Mansoori yang kemudian memajangnya di museum peradaban miliknya di Dubai, Uni Emirat Arab.
“Kiswah ini adalah penghormatan terbesar yang dianugerahkan setiap pemimpin Muslim terhadap Ka’bah,” ujarnya.
Untuk membuat kiswah itu, Sultan Sulaiman menugaskan penenun dan seniman terbaik dari seluruh penjuru negeri.
Sultan Sulaiman ingin menunjukkan pesona kiswah kepada puluhan ribu jama’ah haji kala itu.
Jika berkesempatan untuk mengunjungi lokasi pembuatan kiswah di Makkah, Anda akan tahu bahwa kiswah merupakan hasil kerja massal sekaligus mahal.

Ratusan pekerja dikerahkan untuk membuatnya. Pekerja terdiri dari tenaga kasar, staf, seniman, dan administrasi.
Merek terbagi ke dalam enam bagian, yakni bagian pembuatan sabuk, tenunan tangan, tenunan mekanik, pencelupan, pencetakan, dan tutup dalam Ka’bah.
Rym Ghazal menulis, tak kurang dari 200 kaligrafer ikut andil menghias kiswah dengan kaligrafi berbahan emas dan perak. Untuk itu, dibutuhkan sekitar 120 kg emas dan 25 kg perak.
“Bobot kiswah yang sudah jadi bisa mencapai 650 kg,” katanya.

Pada masa lalu, kiswah cadangan selalu disediakan demi mengantisipasi kejadian tak terduga pada kiswah yang pertama.
Sebab, ada kemungkinan terjadinya kebakaran, banjir, atau risiko rusak ketika kiswah dibawa ke Makkah.