Bapak Tak Kunjung Menjemput Guru Periksa Tas Murid, Saat Dibuka Semua Menangis, Sungguh Kejam
Xiao yang periang belajar di taman kanak-kanak yang juga berada di kota tempatnya tinggal.
Penulis: Ahmad Sadam Husen | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, CHINA -- Miris rasanya tatkala kita mendengar semakin banyaknya kasus penelantaran anak-anak oleh orang tuanya sendiri.
Keadan ini menjadi semakin parah tatkala kita mendengarnya selalu terjadi setiap waktu.
Anak-anak malang ini seolah tak dianggap dan ditelantarkan begitu saja oleh kedua orangtuanya sendiri.
Di usia yang masih belia,
terkadang bocah-bocah malang ini justru tak tau harus berbuat apa,
terlebih ketika sosok kedua orangtua yang selama ini selalu mendampingi justru meninggalkan mereka begitu saja.
Belum lama ini, seorang bocah laki-laki berusia 4 tahun pun harus mengalami kejadian yang sama.
===
Bocah malang ini bahkan ditinggalkan begitu saja oleh ayahnya di taman kanak-kanak tempat dia bersekolah.
Dan yang lebih memilukan,
ibunya justru sudah pergi meninggalkannya terlebih dahulu beberapa bulan sebelumnya.
Menurut informasi yang dihimpun oleh Sin Chew,
bocah malang ini bernama Xiao Rong.
Ia awalnya tinggal di salah satu wilayah di Kota Zhejiang, China, bersama sang ayah.
Xiao yang periang belajar di taman kanak-kanak yang juga berada di kota tempatnya tinggal.
===
Pada 16 Mei 2017, ayahnya diketahui mengantar Xiao ke sekolahnya pada pagi hari, seperti biasanya.
Saat itulah Xiao yang masih sangat kecil tak pernah menduga jika momen itu dirinya akan melihat sang ayah untuk terakhir kalinya.
Siangnya, sang ayah yang biasa menjemputnya justru tak datang dan tak terlihat batang hidungnya.
Saat guru-gurunya yang khawatir mulai membuka tas Xiao, para guru dibuat terkejut,
saat mengetahui kalau tas tersebut sudah berisi banyak sekali pakaian tebal khusus musim dingin.
Merasa ada yang tak beres, para guru kemudian membawa Xiao pulang ke rumah.
===
Namun sayang, bukannya bertemu dengan sang ayah,
mereka dibuat kaget lagi saat melihat rumah sudah dalam keadaan terkunci dan tak ada siapa-siapa didalamnya.
Melihat hal tersebut, Xiao Rong pun dengan tenang mengatakan sebuah kalimat yang mengejutkan semua gurunya :
"Ayahku sudah pulang kembali ke Gui Zhou," ujar Xiao kepada guru-gurunya.
Setelah mengatakan hal tersebut, Xiao hanya terdiam seolah menerima kenyataan pahit jika sang ayah sudah menelantarkannya dan pergi meninggalkannya begitu saja.
Para guru Xiao yang iba pun langsung membuat laporan kepada polisi dan untuk sementara waktu merawat Xiao selama orangtuanya tak ada.
Keesokan harinya, seorang guru berusaha menghubungi ibu Xiao.
===
Tapi respon sang ibu justru membuat semua yang mendengar seolah tak percaya.
Bukannya berusaha untuk kembali merawat sang anak,
sang ibu justru bersikeras jika tanggung jawab merawat Xiao ada pada ayahnya.
Sang ibu juga mengatakan kalau kemungkinan dirinya akan disiksa lagi jika pulang ke kota tersebut.
Hal ini mengindikasikan jika ibu Xiao mungkin pernah mengalami kekerasan dari sang ayah.
Tak hanya itu, sang ayah bahkan pernah menyebutkan jika istrinya itu tak pulang, dirinya menolak merawat Xiao lagi.
Di hari ketiga sejak ditelantarkan sang ayah, polisi akhirnya berhasil mengetahui dimana keberadaan orangtua dari Xiao.
===
Saat diperiksa, ternyata keluarga Xiao memang memiliki masalah yang berhubungan dengan kekerasan dalam rumah tangga.
Polisi juga menemukan fakta jika ibu Xiao ternyata sudah menemukan pekerjaan baru di Gui Zhou,
sementara sang ayah sudah pulang kembali ke kampung halamannya.
Baik ayah maupun ibu Xiao sudah berjanji untuk datang ke kantor polisi guna menyelesaikan permasalahan ini, termasuk membawa dan merawat kembali Xiao Rong.
Akan tetapi, setelah ditunggu cukup lama, keduanya justru tak kunjung datang.
===
Informasi terakhir menyebut jika Xiao ditelantarkan hampir 10 hari lamanya.
Sayangnya hingga kini Sripoku.com belum bisa menemukan kabar pasti bagaimana kondisi dari Xiao sekarang.
Yang membuat pilu, Xiao justru nampak sudah mulai terbiasa hidup tanpa keberadaan orangtuanya.
Kasus yang dialami Xiao ini sungguh sangat memilukan.
Dalam sebuah rumah tangga, seorang anak pasti akan menjadi korban ketika kedua orangtuanya tak bisa menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin.
Untuk itu, duduk bersama dan mencari solusi terbaik menjadi salah satu cara agar keharmonisan rumah tangga tetap utuh,
tanpa mengorbankan anak-anak yang sesungguhnya beharap agar kedua orangtuanya selalu berada disisinya.