Berita Palembang

TUKANG Pecel Lele Terpaksa Tutup Warung tak Jualan, Sungai Bendung Sekip Palembang Mendadak Viral

Kondisi ini sudah berlangsung lama dan diperparah oleh sampah kiriman dari wilayah hulu, terutama dari kawasan Ilir.

Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Syahrul Hidayat
SAMPAH SUNGAI BENDUNG : Tumpukan sampah yang menutupi permukaan Sungai Bendung Sekip Palembang yang viral di medsos. Berbagai macam sampah rumah tangga tertahan di dekat Jembatan Bendung Dalam, Sabtu (11/10/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Sungai Bendung dipenuhi sampah kiriman, menumpuk di bawah jembatan dan menimbulkan bau busuk.
  • Warga sekitar terganggu dan merugi, bahkan pedagang terpaksa tutup karena bau tak sedap.
  • Warga berharap solusi permanen dari pemerintah, termasuk pembersihan dan edukasi soal sampah di hulu.

 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sungai Bendung, yang melintasi kawasan padat penduduk di Palembang, kembali menjadi sorotan.

Bukan karena keindahannya, melainkan karena kondisinya yang "kritis" akibat tumpukan sampah rumah tangga kiriman yang menimbulkan bau tak sedap yang menyengat.

Pantauan di lokasi pada Sabtu (11/10/2025) siang, tepat di bawah jembatan Bendung Dalam, perbatasan Kelurahan 20 Ilir, 8 Ilir, dan 9 Ikir.

Tumpukan sampah terlihat memenuhi permukaan sungai. Gumpalan sampah rumah tangga, plastik, hingga bangkai hewan membentang sepanjang hampir 20 meter, tersangkut dan terhenti di bawah beton jembatan.

Kondisi ini sudah berlangsung lama dan diperparah oleh sampah kiriman dari wilayah hulu, terutama dari kawasan Ilir.

Aliran air yang seharusnya mengairi Kelurahan 20 Ilir, 8 Ilir, dan 9 Ilir di sekitar Jalan Sekip Bendung, kini berubah menjadi jalur tumpukan limbah.

Warga yang tinggal di sekitar lokasi, seperti di RW 05 RT 19, RT 18, dan RT 35 Kelurahan 20 Ilir, 8 Ilir dan 9 Ilir mengaku sangat terganggu.

Bau tak sedap yang menyertai tumpukan sampah, yang terdiri dari berbagai jenis limbah, disebut-sebut tidak sehat.

Dewi (39), seorang warga Kelurahan 8 Ilir yang sehari-hari berjualan pempek model di dekat jembatan, menyampaikan keluhannya dengan nada putus asa.

"Biasanya air ini mengalir, nah sekarang lihat, ini ada lagi! Banyak nian (banyak sekali)," ujarnya.

Dewi bercerita bahwa tumpukan sampah ini tidak pernah habis meski sudah diupayakan pembersihan secara mandiri.

"Kemarin kami sudah bersihin loh. Bangun tidur buka pintu langsung kebauan sampah. Kami sangat terganggu," ibu yang periang ini.

Bahkan, dampak buruk ini sudah melumpuhkan aktivitas ekonomi warga.

Dewi menunjukkan sebuah gerobak penjual pecel yang terpaksa tidak berjualan. 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved